Pilihan +INDEKS
Zapin: Jejak Islam dan Melayu Nusantara

Oleh Ilham Muhamamd Yasir dan Imam Al-Hamidy
DI bawah langit Riau yang biru, alunan gambus menyatu dengan ritme tabuhan marawis, menciptakan harmoni yang melintasi waktu. Di tengah suasana itu, Tari Zapin menari dengan tenangnya, menyampaikan kisah perpaduan budaya Arab dan Melayu yang terus hidup. Zapin bukan sekadar hiburan, melainkan wujud sejarah yang bergerak dalam langkah kaki para penarinya. Dari istana megah di Siak hingga pelosok desa, seni ini menjadi napas identitas masyarakat Melayu yang tersebar di Nusantara.
Sejarah Zapin berawal dari kata Arab zaffan, yang berarti penari, dan alzafin, gerak kaki. Seni ini tiba di Nusantara melalui pedagang dan mubalig Arab pada masa penyebaran Islam. Di Riau, pertemuan itu bermula di pelabuhan-pelabuhan yang ramai, tempat budaya Arab bertemu dengan kearifan lokal Melayu.
Zapin, yang awalnya menjadi hiburan eksklusif di istana kerajaan seperti Kesultanan Siak, perlahan menembus batas tembok istana.
Di luar kemegahan istana, masyarakat pesisir Riau mengadopsi seni ini dan memberikan sentuhan lokal.
Dari Zapin Istana yang megah di Siak hingga Zapin Meskom yang penuh dinamika di Bengkalis, tari ini berubah menjadi simbol kesatuan budaya dan agama. Setiap daerah menambahkan warna baru pada gerakan dan musiknya, menciptakan keberagaman yang kaya.
Harmoni Gerak dan Musik
Di setiap langkah Tari Zapin, terdapat filosofi mendalam yang menceritakan hubungan manusia dengan Sang Pencipta dan lingkungannya. Gerakan alif sembah, misalnya, melambangkan kesopanan dan penghormatan, sementara pecah delapan pusing menggambarkan kehidupan yang terus berputar, seperti roda takdir.
Musik yang mengiringi
Zapin adalah hasil perpaduan sempurna antara tradisi Arab dan Melayu. Dari awalnya hanya menggunakan gambus dan marawis, kini alat-alat seperti biola, harmonium, dan akordeon memperkaya harmoni. Syair yang menyertai musiknya pun berevolusi, dari puji-pujian khas Arab menjadi pantun Melayu yang sarat pesan moral dan estetika.
Adaptasi dan Warisan
Zapin melintasi batas geografis dan beradaptasi dengan budaya lokal di berbagai daerah Nusantara. Di Riau, Zapin Istana mempertahankan keanggunan dan formalitasnya, sementara Zapin Meskom, yang berkembang di pesisir Bengkalis, memiliki gerakan yang lebih bebas dan cair.
Di luar Riau, Zapin juga berkembang di Sumatra Barat, Kalimantan, hingga Sulawesi. Di setiap daerah, seni ini tetap menjaga inti budayanya, yakni harmoni antara nilai-nilai Islam dan tradisi lokal.
"Zapin adalah tarian yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, menjaga keseimbangan antara tradisi dan modernitas," ujar Imam Al Hamidy pengiat seni budaya dari sanggar Latah Tuah UIN Suska Pekanbaru akhir pekan kemarin.(*)
Ilham Muhamamd Yasir adalah Jurnalis dan Penikmat Seni Budaya tinggal di Pekanbaru.
Imam Al-Hamidy adalah Pengiat Literasi Budaya Melayu dari Sanggar Latah Tuah dan saat ini Sedang Menempuh Pendidikan S2 Komunikasi di Universitas Riau.
[ Ikuti Sunting.co.id ]
Berita Lainnya +INDEKS
Rantau Baru, Kampung Tua yang Dibiarkan Terancam Hilang
PANGKALANKERINCI (Sunting.co.id) - Namanya Rantau Baru, sebuah desa yang berada .
Usai Wisuda, Empat Mahasiswa ISI Padang Panjang Asal Aceh Dipeusijuek dengan Tradisi Adat
PADANGPANJANG (Sunting.co.id) - Empat mahasiswa asal Aceh yang telah menyelesaik.
Menyusun Panggung Masa Depan: Jalan Kebudayaan (3)
Oleh: Ilham Muhammad YasirDI NEGERI yang diberkahi denga.
Janji di Negeri yang Kaya Tradisi; Jalan Kebudayaan (2)
Oleh: Ilham Muhammad YasirDI TANAH Melayu yang harum ole.
Negara dan Janji Konstitusi; Jalan Kebudayaan (1)
Oleh: Ilham Muhammad YasirDI PELOSOK negeri yang tenang,.