Pilihan +INDEKS
Tinggalkan Tiga Anak dan Jadi Nelayan Demi Membantu Suami
SIAK (Sunting.co.id)- Komala (40), sudah tiga tahun tinggal di tepian Danau Zamrud, Siak Sri Indrapura. Awalnya, rumah ini hanya pondok saat dirinya dan suami, Selamat (43), mencari ikan di danau tersebut. Tapi, lama kelamaan Komala dan suaminya memilih menetap di rumah tersebut.
Rumah yang sederhana. Panggung, dan pastinya terbuat dari kayu. Air danau yang hitam, berada persis di bawah rumahnya. Dulu, air danau itu tidak sampai ke bawah rumah, alias rumah berada di atas tanah saja. Tapi, karena air danau naik, sampailah ke belakang rumahnya.
Komala hanya tinggal berdua dengan suaminya, anak Pak Wancar, yang asli kelahiran Siak. Sedangkan ketiga anaknya tinggal di kampung, bersekolah. Maklumlah, rumah Komala berada di ujung danau. Untuk sampai ke sana diperlukan waktu 1 jam dari tepian atau pintu masuk danau atau camp BBKSDA. Belum lagi jika hujan, air danau berombak kuat dan berangin kencang.
''Macam mana lagi, saya harus membantu suami cari udang. Anak-anak di kampung semua. Sini jauh. Angin kencang, ombak besar. Tapi selalu juga pulang ke kampung,'' aku Komala kepada Sunting.co.id Selasa (5/10).
Diakui Komala, di danau tersebut juga ada buaya. Memang, Danau besar dengan tiga pulau di tengahnya itu merupakan hulu Sungai Rawa yang bermuara ke Sungai Siak. Makanya, Komala hanya mandi dari pelantar rumahnya saja.
Komala hanya tinggal dengan tiga tetangganya yang lain. Jarak ke rumahnya di kampung cukup jauh karena lewat jalur danau. Sebetulnya ada jalan darat yang langsung tembus ke jembatan jalan poros dari PT BOB ke pintu masuk danau tersebut. Tapi karena air naik, jalan itupun tenggelam.
Dengan resiko yang tinggi, baik dari angin kencang bahkan hewan buas di air mau pun di darat, penghasilan Komala dan suaminya tidaklah seberapa. Dalam seminggu, udang yang dihasilkan antara 30 hingga 40 kilogram dengan harga jual Rp40 ribu per kilogram. Itupun belum tentu dalam seminggu tersebut mencari udang. Tergantung cuaca.
Danau Zamrud ini berada di dalam kawasan konservasi dengan status Taman Nasional Zamrud (TNZ). Tak heran jika hutan ini masih dihuni banyak satwa liar, seperti harimau dan beruang.
''Pernah ada beruang, sekali. Besar. Tapi kemudian dia pergi sendiri,'' kenang Komala.(*)
[ Ikuti Sunting.co.id ]
Berita Lainnya +INDEKS
PKB Beri Sinyal Kuat Usung Afni Zulkifli di Pilkada Siak
SIAK (Sunting.co.id) - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) wilayah Riau memberi siny.
Aklamasi, Dr.Afni Z Pimpin Muslimat NU Kabupaten Siak Periode 2024-2029
SIAK (Sunting.co.id) - Konferensi Cabang (Konfercab) ke V Pimpinan Cabang Muslim.
Perempuan Peduli Adat Kenegerian Lipatkain, Sepakat Membentuk Pengurus
KAMPAR (Sunting.co.id) - Komunitas bernama Perempuan Peduli Adat (PPA) yang diga.
Kunni Masrohanti: Lestarikan Objek Kebudayaan, Perkuat Posisi Masyarakat Adat
PEKANBARU (Sunting.co.id) - Budayawan Riau, Kunni Masrohanti mengajak semu.
Sumpit, Oleh-Oleh Desa Tanjung Beringin yang Unik dan Menarik
KAMPAR (Sunting.co.id) - Dulu, banyak perempuan di kawasan Hulu Sungai Subayang .
Perempuan Kenegerian Lipatkain Sepakat Bentuk Kelompok Perempuan Peduli Adat, Digagas Kunni Masrohanti
KAMPAR (Sunting.co.id) - Kaum Ibu Kenegerian Lipatkain bersepakat membantuk Pere.