Pilihan +INDEKS
Literasi Konservasi di Kampung Bandar Hasilkan Enam Karya Seni

PEKANBARU (Sunting.co.id) - Komunitas Seni Budaya (KSB) Rumah Sunting melaksanakan kegiatan Literasi Konservasi di Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru sejak 10 Januari lalu. Kegiatan ini menghasilkan enam karya seni, yakni, teater, tari, monolog, pembacaan puisi, karya buku puisi dan fashion show pakaian tradisi. Seluruh hasil karya seni ini dipentaskan di panggung pertunjukan yang diberi nama Panggung Seni Bebudak Kampung Bandar, Sabtu (15/2/2025).
Seluruh peserta Literasi Konservasi yang berbentuk pelatihan selama 1,5 bulan ini adalah anak-anak. Ada SD, SMP dan SMA sederajat. Bahkan ada juga fashion show pakaian adat dari berbagai etnis yang pesertanya jugua anak-anak.
Maka panggung seni sebagai hasil akhir dari proses pelatihan tersebut diberi nama Panggung Seni Bebudak. Bebudak atau budak-budak adalah panggilan yang lazim dan biasa digunakan masyarakat Kampung Bandar dan orang Melayu pada umumnya saat memanggil anak-anak hingga remaja.
Kunni Masrohanti, Founder KSB Rumah Sunting, mengatakan, Literasi Konservasi merupakan upaya membaca, memahami dan mengaplikasikan dari apa yang difahami dalam bentuk perbuatan tentang melestarikan, menjaga dan mewariskan kekayaan alam serta budaya. Maka, karya seni yang dilahirkan merupakan sikap dan perbuatan yang lahir dari keasadaran dan pemahaman tersebut sehingga karya tersebut juga sebagai upaya sosialisasi serta penyadartahuan bagi masyarakat banyak tentang pentingnya menjaga alam dan budaya lokal.
“Bagaimana seluruh peserta bisa bersikap konservatif terhadap alam dan budaya, inilah tujuan dari Literasi Konservasi. Karya yang dihasilkan juga diharapkan mampu meningkatkan kesadaran peserta dan masyarakat tentang pentingnya melestarikan alam dan budaya lokal itu. Mengapa Kampung Bandar, karena Kampung Bandar ini kota tua, Di sinilah asal muasal berdirinya Kota Pekanbaru dengan segala kekayaan sejarah, tradisi dan alamnya,’’ jelas Kunni.
Kunni juga menyebutkan tentang Kampung Bandar Senapelan yang merupakan pusat perdagangan, sejak dulu hingga sekarang.
“Kampung Bandar ini dari dulu sebagai kota perdagangan karena berada di tepian Sungai Siak yang menjadi jalur perdagangan dunia kala itu, Sampai sekarang juga masih menjadi pusat perdagangan. Maka segala etnis dan berbagai suku ada di sini. Ini juga tidak kita lupakan. Kita gali keseluruhan potensi kekayaan dan keberagaman alam budaya, lalu kita munculkan dalam bentuk karya seni supaya anak-anak dan juga kita tidak lupa sejarah dan warisan leluhur,’’ kata Kunni.
Literasi Konservasi di Kampung Bandar ini melibatkan belasan tim KSB Rumah Sunting. Selain penanggung jawab, di tim ini juga ada PIC, dokumentasi dan pendamping atau pelatih. Amrullah sebagai pendamping bidang tari, Hesty pendamping bidang tari, Wulandari pendamping bidang pembacaan puisi, Al Rakhim Sekha pendamping bidang teater, Ridwan Habib pendamping bidang syair, Alifa Salsabila pendamping bidang monolog, Al Sahab dan Bela dokumentasi dan perlengkapan, Ega S sebagai pemusik, serta Alang Khatulistiwa sebagai PIC.
“Selama proses latihan berlangsung, anak-anak atau peserta Literasi Konservasi sangat antusias mengikuti materi demi materi yang disampikan oleh masing-masing pendamping. Mulai dari pemahaman dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah untuk menambah wawasan dan kecintaan mereka pada kampung halaman, sampai proses gerak dan pertunjukan di atas panggung. Bahkan kami sebagai tim sudah ditanya anak-anak, apakah setelah pertunjukan selesai tidak ada latihan lagi?” jelas Alang selaku PIC.
Untuk bidang tari, terbagi menjadi dua. Selain Tari berjudul Harmoni Masyarakat Kampung Bandar dengan pendamping serta koreografer Amrullah, juga ada tari kecil yang disandingkan dengan fashion show pakaian tradisi Kampung Bandar oleh pendamping Hesty.
Di bidang syair ada dua peserta yang fokus dari awal sejak akhir yakni Khaila Khairunnisa Oktaviana dan Dimas Anugerah Harfi. Untuk bidang pembacaan puisi ada Arif Rahman dan Sabrina Aprinaldi. Bidang teater berjudul Main Singkong melibatkan delapan peserta dan untuk monolog melibatkan satu orang saja, yakni Nabila Febrinaldi. (*)
[ Ikuti Sunting.co.id ]
Berita Lainnya +INDEKS
Dua Anak Tuna Wicara Kampung Bandar Tampil Teater, Hasil Pendampingan KSB Rumah Sunting
PEKANBARU (Sunting.co.id) - Ada puluhan anak-anak Kampung Bandar, Kecamatan Sena.
Dua Remaja Kampung Bandar Sampaikan Pesan Konservasi Melalui Syair, Usai Mengikuti Literasi Konservasi
PEKANBARU (Sunting.co.id) - Syair adalah salah satu cabang seni berupa sastra li.
KSB Rumah Sunting Persembahkan Teatrikal Puisi Berjudul Datuk Pagar di HPN 2025
PEKANBARU (Sunting.co.id) - Pertunjukan Teatrikal Puisi berjudul Datuk .
Malarung Nazar dan Bening Sungai Subayang yang Hingar Bingar
Laporan, TIM Sunting.co.idTiba-tiba suara lantang itu terdengar dari s.
Rumah Sunting Gelar Residensi Seniman Riau 2024 di Malako Kociak
KAMPAR (Sunting.co.id) – Komunitas Seni Budaya Rumah Sunting Riau kembali meng.
Terpulang, Rangkaian Bunga dan Airmata Bangga
Laporan, TIM Sunting.co.idKisah ini memang tentang kami yang saat ini .