Kanal

Rumah Sunting Hadirkan Nongkah Spesial dari Perbatasan Riau-Sumbar

ROHUL (Sunting.co.id) - Komunitas Seni Rumah Sunting Pekanbaru kembali menggelar Nongkrong Bertuah (Nongkah), yakni program dua kali per bulan . Kali ini Nongkah dilaksanakan secara spesial atau disebut Nongkah Spesial  yang disiarkan langsung dari perbatasan Riau-Sumbar. 

Jika biasanya Nongkah dilaksanakan di basecamp Rumah Sunting Jalan Handayani, Marpoyan Damai, Nongkah Spesial kali ini, Sabtu (10/7/2021), dilaksanakan di Dusun Kersik Putih, Desa Cipang Kanan, Kecamatan Rokan IV Koto, Kabupaten Rohul. Desa ini berbatas langsung dengan Desa Rumbai, Kecamatan Mapat Tunggal, Pasaman Timur, Sumatera Barat. 

Tim Nongkah Spesial harus bekerja keras untuk sampai ke lokasi karena jalan buruk dan hujan yang mengguyur. Berbagai perlengkapan juga harus dibawa tim untuk hasil sebagaimana diharapkan. 

Muhammad Maulana, tim Nongkah Spesial, mengatakan, Cipang Kanan dipilih sebagai lokasi Nongkah Spesial karena memiliki keistimewaan tersendiri. Di antaranya kekayaan sejarah dan budaya. 

''Desa Cipang Kanan ini memang jauh, tapi terasa dekat saja karena Rumah Sunting memang sudah berkali-kali berkegiatan di sini. Karena ada kegiatan lain juga, ya sekalian kami laksanakan Nongkah Spsial di sini. Lokasi untuk Nongkah Spesial ini harus istimewa. Dan, Cipang Kanan sangat istimewa, kaya sejarah dan budaya,'' kata Maulana. 

Dilaksanakannya Nongkah Spesial atau kegiatan lain, karena Rumah Sunting mendapat dukungan dan semangat dari masyarakat serta kepala desa sendiri, yaitu Abadi. Intinya kerjasama dan kolaborasi dalam membangun dan mempromosikan potensi desa yang ada. 

Di Dusun Kersik Putih Desa Cipang Kanan ini ada rumah tua berusia lebih 200 tahun. Rumah ini merupakan rumah peninggalan Raja Rokan VI bernama Tuanku Ibrahim yang dibangun untuk istrinya Siti Soleha asal Kersik Putih. 

Sampai saat ini rumah tersebut masih berdiri dan dirawat oleh ahli warisnya. Karena itulah Nongkah Spesial dilaksanakan di sini, yakni bersama Datuk Pandrison bergelar Datuk Kalisati yang merupakan keturunan Siti Soleha. 

Nongkah Spesial digelar di halaman rumah Siti Soleha tersebut. Dengan disaksikan masyarakat sekitar, perbincangan tentang rumah dan kisah cinta antara Tuanku Ibrahim dan Siti Soleha mengalir begitu saja. Asyik dan menarik sekali. 

Sebagaimana biasa, Nongkah memang direncanakan disiarkan secara langsung di media sosial Rumah Sunting, tapi karena tidak ada sinyal, Nongkah Spesial direkam dan disiarkan ulang. 

''Tuanku Ibrahim sangat mencintai Siti Soleha, tapi sesungguhnya Siti Soleha tidak demikian. Meski demikian, keduanya akhirnya mereka menikah dan bercerai setelah tujuh tahun kemudian,'' beber Datuk Pandrison. 

Perceraian terjadi karena Raja Rokan ini hendak menikah lagi. Memang setelah tujuh tahun tersebut, keduanya tidak memiliki keturunan. 

Keinginan menikah Raja Tuanku Ibrahim membuat keluarga Siti Soleha marah karena perjanjian di awal, Raja tidak akan menikah lagi. Sebaliknya Raja pun murka karena keinginannya menikah semata untuk mencari keturunan. 

Keduanya benar-benar bercerai. Sedang amarah Raja tumpah dalam sumpah. Pertama, Soleha tidak boleh tinggal di wilayah kekuasaan Raja Tuanku Ibrahim. Kedua, Soleha akan meninggal saat melahirkan. 

''Meski bercerai, Raja tetap mencintai Soleha. Ia menebas batu-batu di Sungai Rokan tepatnya di Doreh Panjang hanya untuk mengintip dan melihat kondisi Soleha dari dekat. Akhirnya Soleha menikah lagi dengan saudagar dari Rao, Sumbar. Tapi kemudian meninggal saat melahirkan,'' kata Datuk Pandrison lagi. 

Nongkah Spesial akan dilaksanakan kembali dari lokasi yang berbeda dengan tema tetap mengusung seni, sejarah, alam dan budaya. 

''Jika tema Nongkah Spesial kali ini tentang kisah cinta Siti Soleha dan Raja Rokan, nanti akan lain lagi. Yang jelas spesial karena langsung dari lokasi kejadian,'' kata Kunni Masrohanti, Pembina sekaligus Founder Rumah Sunting yang turut hadir sebagai host dalam Nongkah Spesial tersebut. (*

Ikuti Terus Sunting.co.id

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER