Pilihan +INDEKS
Ardi Susanti
Tiban
(ritual pemanggil hujan di pesisir selatan tulungagung)
telah ditiupkan mantra dan sebongkah dupa
pada sepasang lidi dari pelepah aren
dibawa seorang tetua
menuju pesisir di teluk popoh
dua orang berhadapan
saling memecut tanpa dendam
diiringi mistis tetabuhan
dan gelegar ombak pantai selatan
duhai tanah kami telah kerontang
pesisir kami telah berdesir
datanglah hujan
datanglah hujan
datanglah hujan
konon jika darah telah jatuh ke pasir
maka hujan akan datang dan pesisir kembali basah
tiban tidak membuat kami mendendam
sebab kami adalah anak anak pewaris budaya
yang mencoba tawadu’ pada ibu tradisi
tiban tarian pemanggil hujan
saling melukai namun tak membuat kami terluka
sebab kami disatukan damba
tentang hujan yang menghidupkan semesta
Tungku di Rumah Ibu
mari kita pulang tuan pada rumah berpintu adzan berjendela dzikir saat senja hampir pamit dan hujan kian deras
ijinkan aku menjadi makmum dan mengamini alfatehamu sebab padamu aku menitipkan doa
tuan seusai salam aku telah menyajikan secangkir kopi yang aku seduh dari tungku ibu sesaplah sepenuh hati lantaran ada rindu dan airmata di tiap teguknya
kita menghangatkan tubuh di tepian bara kau bercerita tentang muasal hujan yang tetiba menguasai lembayung
aku tidak suka hujan itu membuatku menggigil; kataku
aku akan menghangatkanmu dengan lantunan alif lam mim; bisikmu
aku hanyut
tuan tungku ibu adalah rumah tempat semua rasa teramu sepenuh degup dan aku menjamumu di sini agar kau dapat merasakan sebuah meja makan yang bernama cinta
Jadilah Patung Jonggrang
ini bukan kutukan
ini muasal cinta yang tidak pada tempatnya
aku mau seribu candi
aku mau seribu patung
batu bertumpuk
batu bertumpuk
batu berpahat
batu berpahat
pada hitungan ke sembilanrarussembilanpuluhsembilan
ayam berkokok
dupa berkebul memenuhi semesta
langit wangi memerah kembang kenanga
kekuatan cinta tak mampu menembus rasa
sebab hati telah memilih senyap
jadilah patung, jonggrang
menggenapkan seribu candi pintamu
perihal hati
kau tak hanya mematahkannya
tapi membaluri dengan kecurangan
jadilah patung, jonggrang
menjaga seribu candi pintamu
menepati cintaku yang berbuah lara
jadilah patung jonggrang
Ardi Susanti
Lahir di Ngawi, 15 April 1975. Aktif mengikuti lomba baca puisi sejak SD, senang menulis sejak SMA dan karya-karyanya dimuat di koran lokal Jawa Timur. Bergabung di teater Magnit pimpinan Kusprihyanto Namma sejak tahun 1993, berkeliling pentas di Jawa Tengah dan Jawa Timur, pendiri teater petjel SMAN Boyolangu Tulungagung dan teater Daun SMAN 1 Tulungagung.
Menulis puisi, cerpen, geguritan, dan naskah teater. Karya-karyanya terangkum dalam 60 buku antologi bersama dan 1 buku antologi tunggal. Mengikuti berbagai acara sastra dan di undang pada acara muktamar sastra nasional di Situbondo tahun 2018, lolos seleksi PPN 1X di Kudus tahun 2019, lolos sekleksi Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia (MUNSI) ke-3 di Jakarta. Sebagai penyaji terbaik lomba musikalisasi puisi dalam pekan seni guru se-Jatim tahun 2011, penulis terbaik dalam Festival Teater Budi Pekerti dan lomba penulisan naskah teater tingkat ProvinsiJawa Timur 7 kali berturut-turut (2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2014, 2015), dan juara 2 guru berprestasi bidang seni jenjang pendidikan dasar dan menengah tingkat Jawa Timur tahun 2014, menerima penghargaan sebagai seniman berdedikasi bidang teater dari Gubernur Jawa Timur tahun 2019. Aktif melukis dan berpameran di beberapa kota besar di Indonesia. Tahun 2017 berpameran di Dallas, Amerika Serikat, menerima penghargaan apresiasi seniman lukis Jawa Timur dari Gubernur Jawa Timur tahun 2021. Saat ini bekerja sebagai guru Bahasa Inggris dan waka kesiswaan di SMAN 1 Tulungagung. Ardi aktif menulis dan bergabubg beraama Penyair Perempuan Indonesia (PPI).
[ Ikuti Sunting.co.id ]
Berita Lainnya +INDEKS
Kepala Balai Bahasa Riau Apresiasi Tadarus Puisi 2024 Oleh Rumah Sunting
PEKANBARU (Sunting.co.id) - Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau, Toha Machsum meng.
Hadir di Kenduri Puisi, Nik Mansour Dapat Hadiah Buku dari Rumah Sunting
PEKANBARU (Sunting.co.id) - Komunitas Seni Rumah Sunting, kembali melaksanakan K.
Rumah Sunting dan Rimba Bulan Sharing Kegiatan Literasi
PADANG PANJANG (Sunting.co.id) - RB Rimba Bulan Padang Panjang dan RB Rumah Sunt.
Ninik Mamak dan Kerajaan Rantau Kampar Kiri Hadiri Peluncuran Buku 'Aku Malako Kociak'
PEKANBARU (Sunting.co.id) - Peluncuran buku berjudul 'Aku Malako Kociak' kolabor.
Rumah Sunting dan YAPEKA Luncurkan Buku 'Aku Malako Kociak', Diramaikan Pembacaan Puisi dan Musik
PEKANBARU (Sunting.co.id) - Prosesi peluncuran buku 'Aku Malako Kociak' oleh Kom.
Bincang Literasi Konservasi Warnai Peluncuran Buku 'Aku Malako Kociak'
PEKANBARU (Sunting.co.id) - Buku Antologi puisi berjudul 'Aku Malako Kociak'' ka.