Pj Walikota Dukung Program Literasi Konservasi Rumah Sunting di Senapelan

PEKANBARU (Sunting.co.id) – Pj Wali Kota Pekanbaru Roni Rakhmat mendukung penuh kegiatan Literasi Konservasi yang saat ini dilaksanakan Komunitas Seni Budaya (KSB) Rumah Sunting di Kampung Bandar. Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru. Dukungan ini disampaikan langsung kepada tim Rumah Sunting saat berkunjung ke kantornya di Tenayanraya, Selasa (21/1/2025).

‘’Kami sangat mendukung program literasi yang dilakukan Rumah Sunting di Senapelan saat ini, apalagi langsung melibatkan masyarakat setempat dengan bentuk pendampingan berupa pelatihan seni dan menulis karya sastra berbasis lingkungan dan budaya. Program seperti ini berjejak. Artinya, kehadiran komunitas meninggalkan karya dan ilmu bagi masyarakat yang dilibatkan, terutama anak-anak,’’ kata Pj Walikota yang biasa dipanggil Wak Mamat ini.

Pada kesempatan itu Wak Mamat juga berjanji akan membantu agar proses penerbitan buku puisi yang direncanakan Rumah Sunting bisa terlaksana. 

Kedatangan Tim Rumah Sunting dipimpin langsung oleh ketua, Kunni Masrohanti. Ada Butet selaku bendahara dan Tim Literasi Konservasi Kampung Bandar Senapelan. Ada Alang-Alang Khatulistiwa selaku koordinator. Ada tim pendamping yakni Al Rahim Sekha bidang teater, Amrullah bidang tari, Ridwan Habib Nasution  bidang syair dan Hesty selaku admin.

Pada kesempatan itu Kunni menyampaikan tentang Literasi Konservasi yang terus digaungkan sebagai program unggulan komunitas Rumah Sunting. Program ini pun sangat tepat dilaksanakan di Kampung Bandar mengingat sebagai tempat asal muasal Kota Pekanbaru, dan kampung di tengah kota yang tidak lepas dari berbagai persoalan lingkungan di tengah kota, seperti banjir, sampah dan lain sebagainya.

‘’Di Rumah Sunting sendiri selain Literasi Konservasi ada Literasi Seni Budaya. Kenapa di Kampung Bandar ini kami menggaungkan Literasi Konservasi karena memang Pekanbaru termasuk Kampung Bandar ini tidak lepas dari persoalan yang sering terjadi di tengah kota, seperti banjir atau sampah. Di Kampung Bandar ini juga pusat kebudayaan Melayu sebagai asal muasal Kota Pekanbaru. Keduanya ada di Literasi Konservasi yakni program pelestarian lingkungan dan budaya dengan jalan seni. Makanya ada pelatihan menulis puisi berbasis lingkungan dan budaya, ada pertunjukan seni seperti teater, tari, syair, dongeng, dan puisi,’’ jelas Kunni.

Selain Literasi Konservasi di Kampung Bandar, Kunni juga memaparkan keberadaan Rumah Sunting yang memang fokus dengan kerja-kerja kebudayaan termasuk seni dan juga lingkungan.

Terkait karya puisi yang ditulis anak-anak dan akan dibukukan  nanti, menurut Kunni hal ini menjadi bagian sangat penting karena akan menjadi salah satu dokumentasi dalam bentuk karya sastra tentang kampung bandar saat ini, menurut pandangan generasi saat ini. Buku ini akan diserahkan kepada perpustakaan Riau dan Pekanbaru serta kepada penulisnya.

‘’Selain meningkatkan kemampuan anak-anak dalam menulis, penerbitan buku ini juga sebagai upaya pelestarian dan pendokumentasian dalam bentuk tulisan yakni karya sastra berupa puisi. Beda dengan panggung pertunjukan yang bisa habis tidak berbekas. Tapi kalau karya buku, selagi buku ini masih ada, masih dibaca meski puluhan tahun ke depan, maka akan diketahui bagaimana Pekanbaru khususnya Kampung Bandar di tahun-tahun ini. Semoga apa yang kami lakukan ini bermanfaat bagi masyarakat dan Kota Pekanbaru,’’ sambung Kunni.

Kunni juga menyampaikan bahwa peluncuran buku puisi dan panggung pertunjukan dilaksanakan tanggal 22 Februari mendatang dan menjadi bagian dalam puncak Kenduri Bandar Senapelan yang ditaja masyarakat setempat bersama komunitas dan seniman-seniman di Pekanbaru. (*)