Pilihan +INDEKS
Sema Antau Sema Nagoghi di Tanjung Beringin Dihadiri Raja Rantau Kampar Kiri
KAMPAR (Sunting.co.id) - Helat Sema Antau Sema Nagoghi yang dilaksanakan pemerintah desa dan masyarakat Kenegerian Malako Kociak Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, 22-24 September 2023, berlangsung meriah. Kegiatan ini dihadiri Raja Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan Seri Paduka Yang Dipertuan Agung H Tengku Muhammad Nizar bersama Ibu Suri dan rombongan.
Raja tiba di lokasi Sabtu sore setelah dijemput menggunakan Piaw (perahu sampan) Berkajang Kain yang dibuat khusus untuk Raja di perbatasan antara Desa Batu Songgan dengan Desa Tanjung Beringin.
Ketibaan Raja disambut penuh suka cita oleh segenap masyarakat Malako Kociak dengan alunan calempong, silat dan tabur beras kuning. Raja dan rombongan pun menyapa masyarakat yang sudah menunggunya di tepian Sungai Subayang.
Sema Antau Sema Nagoghi tahun ini sudah dirancang beberapa pekan sebelumnya. Berbagai kegiatan mewarnai acara tersebut. Mulai kegiatan adat, literasi, panggung pertunjukan, kuliner, sejarah, wisata dan dan masih banyak lainnya.
"Sema Antau Sema Nagoghi ini helat tahunan. Setiap tahun kami melaksanakan. Alhamdulillah Yang Mulia Raja selalu hadir. Sungguh ini kebanggaan dan kemuliaan bagi kami seluruh masyarakat Malako Kociak. Semoga dengan helat ini kampung kami selalu aman dan masyarakatnya sejahtera," ungkap Datuk Pucuk Malako Kociak, Ajismanto.
Maklumat Raja
Raja Kerajaan Rantau Kampar Kiri bersama Permaisuri menginjakkan kaki di tanah Malako Kociak lengkap dengan pakaian dan payung kerajaan yang serba kuning. Didampingi Wazir dan segenap kerabat Kerajaan.
Begitu sampai di ujung tangga paling atas pelabuhan Sungai Subayang tempat piaw Raja ditambatkan, Wazir pun membacakan maklum Yang Mulia Raja.
"Barang siapa yang dengan sengaja menghambat perjalanan Duli Yang Mulia Raja, maka kepadanya dikenakan denda sebesar 20 gram emas," kata Wazir yang dianggukkan oleh segenap masyarakat Malako Kociak.
Disambut Calempong
Yang Mulia Raja dalam helat Sema Antau Sema Nagoghi disambut dengan alunan musik calempong. Pemain musik dengan menggunakan piaw lain mengikuti piaw Berkajang Kain yang menjemput Raja di perbatasan Batu Songgan dengan Tanjung Beringin.
Sepanjang perjalanan menempuh jalur Sungai Subayang itulah calempong tersebut dimainkan. Sedangkan di tepian, sudan menunggu pula satu rombongan lagi yang siap memainkan calempong menyambut Yang Mulia Raja, begitu sampai di Kenegerian Malako Kociak tersebut.
Kelompok calempong ini terdiri dari perempuan semua. Mereka lihai memainkan calempong, bahkan sudah mendarah daging dalam dirinya. Tak heran jika alunan calempong tersebut terdengar halus dan mengalir.
Ditaburi Beras Kuning
Setelah meninggalkan piaw Berkajang Kain dan tiba di ujung tangga paling atas di pelabuhan tersebut, Yang Mulia Raja disambut dengan tabur beras kuning. Lima perempuan perwakilan lima suku, melemparkan beras kuning ke arah Yang Muia Raja sebagai bentuk penayambutan, penghormatan dan pemuliaam.
Kelima perempuan ini mengenakan mukenah putih. Bukan mereka tidak punya gaun atau gamis cantik, tapi begitulah tradisi yang mereka jalankan setiap tahun atau setiap helat ini dilaksanakan dengan teguh dan sungguh-sungguh secara turun temurun.
"Memang dari dulu, turun temurun, para penabur beras kuning dalam penyambutan raja memakai mukenanya. Mereka semua lima perempuan dari lima suku yang ada di Malako Kociak. Itu tradisi yang tidak bisa diubah," kata tokoh dan pelaku budaya asal Desa Tanjung Beringin, Falozen.
Silat Bunga
Setelah ditaburi dengan beras kuning, penyambutan dilanjutkan denggan silat.
Alunan musik calempong semakin sempurna menyambut Raja ketika salah seorang warga bersilat di hadapan Yang Mulia Raja. Inilah Silat Bunga. Silat yang sangat halus dan dimainkan oleh satu orang saja.
Silat Bunga di Desa Tanjung Beringin juga sudah mendarah daging. Ada guru besarnya, dan ada lebih 30 muridnya. Mereka semua pandai bersilat. Dan dia yang bersilat menyambut ketibaan yang Mulia Raja tentu bukan pesilat biasa alias pilihan.
Hidangan Kawa
Raja dan permaisuri menginap di rumah yang telah dipilihkan dan merupakan keluarga Yang Mulia Raja. Inilah Rumah Dalam Yang Mulia saat datang ke Malako Kociak.
Begitu masuk ke dalam rumah bersama rombongan dan didampingi seluruh Ninik Mamak, dikeluarkan kue mue yang disebut kawa sebagai hidangan khusus. Kawa yang disajikan merupakan makanan atau kue khas daerah tersebut.
Berlangsung Tidak Biasa
Puncak kegiatan Sema Antau Sema Nagoghi yang dilaksanakan Minggu pagi, berlangsung tidak biasa. Sebab, pagi itu, salah seorang warga, yang tinggal persis di samping Rumah Dalam tempat Yang Mulia Raja menginap, meninggal dunia.
Sempat dilaksanakan rapat oleh Ninik Mamak dan panitia pelaksana untuk membahas apakah pesta atau Olek Nagoghi itu jadi dilaksanakan atau tidak. Apalagi yang meninggal merupakan kerabat dekat Datuk Sinaro, pemegang tampuk dilaksanakannya kegiatan tersebut.
Setelah rapat dan berdasarkan kesepakatan bersama serta kemuliaan hati Datuk Sinaro beserta yang Mulia Raja, Sema Antau Sema Nagoghi tetap dilaksanakan. Maka pagi itu, pesta adat tersebut dilaksanakan dengan sederhana dan khidmat.
Yang Mulia Raja turun tanpa memakai baju kebesaran raja, perahu Berkajang Kain suku tidak diturunkan, bahkan calempong tidak dibunyikan pagi itu. Datuk Sinaro yang melarungkan kepala kerbau ke Sungai Subayan pun diwakilkan.
Hal yang tidak biasa lagi dalam helat Sema Antau Sema Nagoghi tahun ini yakni bergabungnya masyarakat Desa Gajah Bataluik. Padahal, tahun-tahun sebelumnya tidak pernah. Bahkan perwakilan.masyarakat desa tersebut datang ke Malako Kociak, bertanya apakah acara jadi atau tidak.
Setelah acara dipastikan jadi, perwakilan masyarakat Gajah Bataluik bersama-sama masyarakat Malako Kociak mengikuti prosesi dan makan bersama di pulau yang tidak jauh dari Pulau Latang. Lagi-lagi tidak di pulau biasa.
"Memang semua tidak seperti biasa. Tapi inilah istimewanya Sema Antau Sema Nagoghi, khidmat dan kebesaran maknanya itu yang utama, hablumminannas paling penting, bukan pesta dan kemeriahannya. Ketika dalam prosesi pelaksanaan ada musibah, kegiatan tetap dijalankan dengan penuh khidmat," kata Falozen yang juga Ketua Panitia.(*)
"
[ Ikuti Sunting.co.id ]
Berita Lainnya +INDEKS
Keluarga Besar Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gelar Silaturahmi dan Buka Bersama
KAMPAR (Sunting.co.id) - Raja Kerajaan Rantau Kampar Kiri Yang Dipertuan Agung H.
Kekayaan Sejarah dan Budaya di Rumah Gadang 20 Ruang
KABUPATEN SOLOK (Sunting.co.id) - Soal Warisan budaya baik benda ataupun tidak b.
Dimulai Dari Mengikuti Pelatihan, Kini Dahlia Memproduksi Batik Tulis Sendiri
KABUPATEN SOLOK (Sunting.co.id) - Namanya Dahlia. Perempuan muda yang sudah dika.
Enam Suku Ikuti Lima Cabang Lomba Dalam Festival Budaya Kenegerian Simalinyang
KAMPAR (Sunting.co.id) - Masyarakat Kenegerian Simalinyang Desa Simalinyang, Kec.
Kunni Sebut Festival Budaya Simalinyang Persembahan Istimewa dari Riau untuk Indonesia
KAMPAR (Sunting.co.id) - Budayawan dan sastrawan Riau Kunni Masrohanti menyebut,.
2023, Karhutla Berhasil Ditekan 30,80 Persen
JAKARTA (Sunting.co.id) - Kebakaran hutan dan lahan tahun (karhutla) tahun 2023 .