Kanal

Dewan Kesenian Riau dan Majelis Saatra Riau Taja Sembang Sejarah "Sentana Asal Hilang Di Daku"

PEKANBARU (Sunting.co.id) - Dewan Kesenian Riau (DKR) bersama Majelis Sastra Riau menaja Sembang Sejarah yang diberi judul "Sentana Asal Hilang Di Daku" di Aula Gedung Kesenian Riau Komplek Purna MTQ Provinsi Riau Jl Jendral Sudirman, Sabtu (30/7/2022).

Kegiatan Sembang sejarah ini merupakan kegiatan Komite Sastra DKR yang merupakan salah satu bidang fokus pada pengembangan kesusasteraan, dalam hal ini terkait kemelayuan dan sejarahnya.

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber, yakni, Datuk Seri Lela Budaya Rida K Liamsi yang merupakan Sejarawan Melayu Riau, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil sebagai tokoh Lembaga Adat Melayu dan juga Sejarawan Melayu dan Dr Elmustian Rahman dari kalangan akademisi.

Sembang Sejarah Melayu dalam dunia sastra Melayu menjadi bagian yg tak terpisahkan, sebab kaitannya sangat erat, bagaimana Sejarah kemudian diangkat melalui sastra dalam bentuk tulisan berbentuk syair syair, novel dan karya tulis lain nya yang menceritakan sejarah Melayu itu sendiri," ujar Taufik Ikram Jamil yang menyampaikan materinya dari ruang Zoom Metting.

Sementara itu, Datuk Seri Lela Budaya Rida K Liamai memaparkan kerisauannya terhadap sejarah kemelayuan di Riau-Kepri yanh akhirnya membuat ia memulai untuk menulis buku sejarah.

Dikatakannya, dalam sejarah negara Indonesia sendiri sangat minim sekali sejarah Melayu yang ditulis mengenai Kerajaan Melayu Riau dan Kepulauan Riau. Ini membuat orang luar mudah.mengklaim sejarah Indonesia jadi sejarah mereka.

"Ada tiga pahlawan nasional yang ketiganya dari Kerajaan Riau Lingga. Mereka yakni,  Sultan Mahmud Riayat Syah, Raja Haji Fi Sabilillah dan Raja Ali Haji. Tapi sejarah Melayu sangat sedikit ditulis. Saya berfikir ini rawan diklaim negara lain. Sejarah besar ini juga tidak tersampaikan lebih luas kepada anak keturunan generasi saat ini. Oleh karna itu, menulislah buku sejarah agar cerita itu sampai pada anak-anak kita saat ini, agar mereka mengerti sejarah masa lalu tanah negeri Melayu ini," sambung Rida.

Pada kesempatan itu, hadir Sutardji Calzoum Bahri yang juga turut menyampaikan pemikiran-pemikirannya mengenai sejarah.

"Dari sejarah muncullah puisi. Dari sejarah pula kita menulis dan berkarya. Sejarah adalah mimpi. Dari sejarah kita membesarkan mimpi. Bagi bangsa ini yang 350 tahun dijajah Belanda menjadikan kita memiliki sejarah pahit terpanjang," kata Sutardji.

Dari sinilah Bangsa Indonesia memiliki mimpi untuk merdeka yang pada akhirnya terwujud dan menjadi sejarah bagi negara Indonesia, sambung Tardji. Termasuk bagaimana para pahlawan bermimpi untuk merdeka dan berusaha keras mewujudkan nya.

"Sejarah sangat berkaitan dengan kata-kata. Sumpah pemuda lahir dari proses sejarah yang terjadi di masa sebelumnya. Itulah kenapa kita harus memahami sejarah, agar punya mimpi untuk Menulis dan nerkarya, menjadikan simbol, menjadikan tanda serta makna dalam kehidupan kita dan kulturnya," sambung Penyair Indonesia ini.

Akademisi Riau, Elmustian Rahman menyebutkan bahwa sejarah adalah kreatifitas. Sejarah tidak akan hilang dari pikiran orang Melayu. Jika ada yang  memgatakan bahwa sejarah adalah sesuatu yang sudah final atau sudah selesai dalam kepenulisannya, ini tidaklah benar.

"Sejarah bisa ditulis ulang. Banyaknya kerajaan-kerajaan di Indonesia, merupakan salah satu bagian sejarah yang tak mungkin final sebab banyak sejarah secara bahasa belum tersampaikan dalam bentuk cerita yang dibukukan," kata Elmustian.

Sembang sejarah ini dimoderatori Bambang Karyawan, seorang penyair dan juga Wakil Kepala Sekolah di SMA Cendana Duri. Hadir juha Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Raja Yose Rizal Zein, serta penyair, seniman, budayawan dan berbagai komunitas penggiat literasi di Kota Pekanbaru.

Kegiatan Sembang Sejarah ini berakhir pukul 17.00. Sebelum berakhir, banyak peserta yang hadir secara langsung maupun via zoom menyampaikan pertanyaan kepada narasumber.

Ketua Dewan Kesenian Riau, Taufik Hidayat yang akrab disapa Atan Lasak, mengaku bangga dengan kegiatan Sembang Sejarah ini.

"Tentu kami sangat senang dan bangga bisa menggelar kegiatan ini bersama Mejelis sastra Riau dan komunitas-komunitas literasi di Pekanbaru," kata Atan Lasak yanh menutup sambutannya dengan sebuah lagu. (ynd)

Ikuti Terus Sunting.co.id

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER