PEKANBARU (Sunting.co.id) – Kehadiran Program Literasi Konservasi di Kampung Bandar Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru yang dilaksanakan Komunitas Seni Budaya (KSB) Rumah Sunting 11 Januari hingga 22 Februari 2025, mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat. Hal ini terungkap saat pertemuan antara Founder KSB Rumah Sunting Kunni Masrohanti bersama tim dengan Ketua RW 01, Ketua RW 02 serta pegiat seni Kampung Bandar, Jumat (10/1/2025) di rumah Ketua RW 01.
Pada kesempatan itu, Kunni menjelaskan, Literasi Konservasi adalah program yang ia gagas sejak tahun 2017 dan mulai aktif dilaksanakan tahun 2018 bersama Rumah Sunting yang didirikannya tahun 2012. Kegiatan Literasi Konservasi aktif dilaksanakan pertama kalinya bersama WWF Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI di kawasan SM Rimbang Baling Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar pada tahun 2018 dengan keluaran buku karya anak-anak berjudul Rimbang Baling Dalam Puisi.
‘’Literasi Konservasi menjadi program unggulan kami untuk pelestarian alam dan budaya, khususnya di Riau. Kami juga pernah melakukan kegiatan ini di Pulau Flores Bulan Mei tahun 2024 lalu kerjasama KLHK melalui TN Kelimutu, TN Komodo dan BBKSDA Kupang. Tahun 2023 dan 2024, kami juga melaksanakan program ini di Rimbang Baling sebagai mitra lokal lembaga konservasi YAPEKA dan menghasilkan buku karya anak-anak di sana berjudul Aku Malako Kociak dan Ujung Bukit. Yang paling penting lagi, program ini berkat kolaborasi dengan masyarakat tempatan, begitu juga di Kampung Bandar ini,'’ jelas Kunni.
Literasi Konservasi di Kampung Bandar sebagai tindak lanjut kolaborasi di bidang seni budaya dengan seniman-seniman Riau yang dilaksanakan secara sukarela dan bersama atas keinginan kuat masyarakat Kampung Bandar untuk melaksanakan Kenduri Kampung Bandar Senapelan yang direncanakan 22 Februari tahun ini. Sebelum pertemuan dengan Ketua RW dan pegiat seni setempat ini, pertemuan awal bersama seniman dan masyarakat Kampung Bandar itu sudah dilakukan.
‘’Selama Literasi Konservasi ini berlangsung, kami akan mendampingi anak-anak dalam pelatihan menulis puisi, membaca puisi, mendongeng, tari tradisi dan syair. Tim pendamping yang akan mendampingi sesuai bidangnya masing-masing. Pesertanya SD sederajat kelas 5 dan 6, SMP sederajat dan SMA atau mahasiswa juga boleh, karena nanti banyak cabang seninya. Insyaallah Rumah Sunting akan membawa tim selama proses pendampingan. Hasil dari pelatihan ini adalah pertunjukan seni dan penerbitan buku puisi konservasi. Semuanya akan kita tampilkan selama Kenduri Kampung Bandar Senapelan digelar,’’ sambung Kunni lagi.
Ketua RW 01 Kampung Bandar H Syahrial didampingi istri, Ketua RW 02 H Juli Usnan dan pegiat seni setempat Rinaldi, mengakui, kegiatan seperti inilah yang diingninkannya sejak lama. Bahkan ia pernah berencana mendirikan sanggar di RWnya yang sampai saat ini belum bisa terwujud.
‘’Rumah Saya yang di depan itu pernah mau Saya jadikan sanggar seni, tapi sampai sekarang belum terwujud. Kedatangan tuan puan Rumah Sunting, ini sangat kami syukuri. Anak-anak di sini banyak. Program yang tuan puan bawa, kami terima dengan bangga dan senang hati. Inilah yang kami inginkan. Semoga pelatihan-pelatihan yang akan diberikan dan buku yang akan diterbitkan menjadi catatan sejarah sendiri, menjadi jalan bagi kami, anak cucu kami dalam merekan kekayaan alam dan tradisi yang masih kami punya,’’ katanya yang dianggukkan oleh Ketua RW 01 dan Rinaldi.
Ketua RW 01, 02 maupun pemuda siap mendukung kegiatan Literasi Konservasi, bahkan mendata dan mengumpulkan anak-anak yang berminat untuk mengikuti kegiatan tersebut. ‘’Kami akan umumkan di grup warga siapa yang anak-anaknya berminat mengikuti kegiatan ini, segera mendaftar,’’ sambung Pak RW.(*)