PADANG (Sunting.co.id) - Erupsi Gunung Marapi 2891 mdpl Sumatera Barat yang menelan 23 korban jiwa 3 Maret 2023, menjadi catatan penting bagi banyak pihak. Termasuk Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumbar. BBKSDA yang menutup kunjungan ke Gunung tersebut hingga batas waktu yang belum bisa ditentukan.
Hal ini disampaikan Pelaksana Harian (Plh) BBKSDA Sumbar, Dian Indriati.
"Ya, sudah pasti Marapi kami tutup. Sampai kapan? Sampai waktu yang belum bisa ditentukan. Semua jadi pelajaran. Bagi kami juga. Kami akan melakukan evaluasi terkait pengelolaan TWA Marapi Singgalang Tandikat sebagai destinasi wisata di Sumbar," kata Dian.
Diakui Dian, pengelolaan Gunung Marapi sebagai destinasi wisata dilakukan dengan seksama mengingat Marapi merupakan gunung aktif. Bahkan pendakian ke Gunung Marapi sebelum erupsi diperbolehkan dengan catatan-catatan khusus.
"Marapi dalam.level dua memang boeh didaki. Makanya booking online pendakian juga dibuka. Tapi ada ketentuan-ketentuan khusus seperti jam berapa harus turun dari puncak dan lain sebagainya," katanya lagi.
Selama ini, sambung Dian, pengelolaan TWA Gunung Marapi mengacu kepada tiga prinsip, yakni, menggunakan sistem kolaborasi dengan masyarakat sekitar gunung, peningkatan ekonomi masyarakat dan pemajuan pariwisata minat khusus.
"BKSDA Sumbar sudah melakukan MoU dengan masyarakat sekitar gunung, tepatnya di sekitar tiga pintu masuk ke Marapi, yakni Batu Pelano, Koto Baru dan Aie Angek. MoU ditandatangani oleh Wali Nagari. Nah, kenapa kami libatkan masyarakat, untuk peningkatan perekonomian, selain untuk pemajuan pariwisata minat khusus di Sumbar," sambung Dian lagi.(*)
Usai Erupsi, Marapi Tutup Sampai Waktu yang Belum Bisa Ditentukan
Ikuti Terus Sunting.co.id