PEKANBARU (Sunting.co.id) - Muhammad Adan, mahasiswa semester 7 Fakultas Hukum Universitas Islam Riau (UIR), adalah salah satu dari belasan survivor yang meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi Sumbar, 3 Desember 2023. Saat kejadian almarhum dan rekan-rekannya sedang berada di sekitaran puncak Marapi.
Jenazah almarhum tiba di rumah duka Bukit Barisan, Pekanbaru sekitar pukul 24.05 WIB (5/12/2023). Rumah duka sudah dipenuhi keluarga besar, tetangga dan para sahabat almarhum sejak beberapa jam sebelumnya. Bahkan sejak jenazah almarhum masih di RS Bukittinggi.
Rasa haru, tangis Luka, pecah seketika almarhum tiba di rumah duka. Ayah dan ibu almarhum yang menjemput almarhum ke Bukittinggi tidak dapat menyembunyikan tangis. Bahkan ibu almarhum terlihat dipapah saat berjalan menuju ruang tengah tempat almarhum dibaringkan. Begitu juga dengan ketiga adik almarhum.
Almarhum merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Adik di bawahnya kuliah semester 1 di UIR dan adik kedua dan ketiganya kembar, yang saat ini duduk di kelas 6 SD. Ketiganya tidak sanggup menahan tangis ketika melihat abang tercinta terbujur kaku di depan mata.
"Mohon maafkan segala kesalahan anak kami," kata salah seorang perwakilan keluarga kepada para pelayat dan sanak saudara almarhum yang memenuhi rumah duka.
Sempat Kontak Dengan Ibunya
Saat Marapi erupsi pertama, almarhum yang bersama temannya sempat kontak dengan ibunya. Almarhum.menyampaikan bahwa terjadi sedikit musibah. Mendengar itu, ibu almarhum memintanya untuk segera minum.
"Pada erupsi pertama Adan masih bisa kontak dengan ibunya, dia dengan cewek yang di sampingnya tu dan setelah erupsi kedua los kontak. Haripun sudah mulai malam. Pukul 7 pagi Adan ditemukan timsar sudah meninggal," ujar Pakcik Dam, salah satu keluarga almarhum yang mengurus penyembuhan jenazah korban ke Bukittinggi.
Puluhan Pendaki.Masih Terjebak
Sunting.co.id mendapat informasi hingga pukul 21.00 WiB 4 Desember atau sebelum berita ini diturunkan, bahwa belasan korban masih terjebak di puncak marapi. Sebagian sudah teridentifikasi tapi belum dievakuasi, dan sebagian lain masih dalam pencarian. Tapi karena cuaca tidak memungkinkan, pencarian dihentikan sementara dan akan dilanjutkan 5 Desember pagi.
"Kami sampaikan bahwa hingga sore tadi (4 des, red), 51 survivor sudah turun dalam keadaan selamat, 3 survivor turun dalam keadaan hitam (meninggal dunia, red),
9 survivor sudah ditemukan dalam keadaan hitam tapi belum turun, dan sisanya masih dalam.pencarian. karena situasi malam dan tidak memungkinkan, pencarian dihentikan dan dilanjutkan besok pagi (5 des pagi, red)," kata Ari salah seorang tim evakuasi.(*)
Selebihnya belum ditemukan (dlm pencarian)
Evakuasi dilanjutkan besok pagi
Jeni Mapala UNRI: Alhamdulillah Saya Selamat, Mendengar Letusan Marapi di Jalur Turun
PEKANBARU (Sunting.co.id) - Jeni Delvi, Pendaki asal Riau dari Mapala Sakai turut berada di tengah Gunung Marapi Sumbar, saat erupsi 3 Desember 2023. Jeni mengaku terkejut mendengar dentuman keras dari puncak. Untungnya Jeni sedang berada di jalur turun.
"Alhamdulillah Saya selamat. Saya mendengar dentuman sangat keras dari puncak saat berada di jalur turun, di paninjuan," katanya kepada Sunting.co.id Selasa (3/12/2023). Saat dihubungi Jeni sedang di Pangkalan, arah jalan pulang ke Kota Pekanbaru.
Diceritakan Jeni, saat dia turun, masih banyak pendaki lain di atas, tapi tidak ada yang arah naik yang ditemui saat di jalur tersebut. Jeni turun bergabung dengan rombongan lain, ada sekitar 17 pendaki, 12 di antaranya dari Mapala UNRI yakni Sakai, Uneto dan Batara.
"Kalau dari Mapala Sakai, Saya sendiri. Tapi ada 11 lainnya dari Uneto dan Batara. Saat turun itu ada tim lain juga, jadi kami ada 17 orang yang sama-sama turun" sambung Jeni.
Sesampainya di bawah, Jeni dan kawan-kawan tidak langsung pulang. Tapi menunggu info tentang kondisi di puncak Marapi. Malamnya baru ke Payakumbuh menginap di sana, dan pagi Senin baru kembali ke Pekanbaru.(*)
Adan Sempat Kontak Dengan Ibunya Sebelum Ditemukan Meninggal
Ikuti Terus Sunting.co.id