Kanal

Peringati Hari Lahir, WALHI Riau Gelar Diskusi Publik Terkait Pulau Mendol

PEKANBARU (Sunting.co.id) - WALHI genap berusia 42 tahun, tepat hari ini, Sabtu 15 Oktober 2022. Tema yang diusung pada perayaan tahun ini adalah Rumah Gerakan Rakyat untuk Keadilan Ekologis. Berangkat dari tema tersebut, WALHI Riau ambil bagian dengan melaksanakan berbagai kegiatan.

Ada dua rangkaian kegiatan yang dilakukan WALHI Riau dalam peringatan hari lahir WALHI ke-42. Pertama, diskusi publik dan peluncuran laporan investigasi di Pulau Mendol, Jumat 14 Oktober. Kedua, aksi bersama menuntut perbaikan tata kelola pengelolaan sampah di Pekanbaru.

Even Sembiring, Direktur Eksekutif WALHI Riau menyebutkan, secara nasional WALHI sudah berjuang dan bergandengan dengan berbagai komponen rakyat untuk mewujudkan keadilan ekologis selama 42 tahun.

“Di Riau secara keorganisasian, WALHI hampir dua puluh tahun telah berbaur dalam satu gerakan dengan cita yang sama bersama kelompok masyarakat sipil, seperti masyarakat adat, masyarakat desa, kelompok tani, mahasiswa, jurnalis, dan berbagai organisasi non pemerintah lainnya. Ini harus terus dilanjutkan dan diperbesar lagi,” ujar Even Sembiring.

Peringatan hari jadi ke-42 WALHI di Riau dimulai dengan diskusi publik dan peluncuran laporan investigasi. Diskusi publik ini mengangkat tema “Menagih Janji Reforma Agraria dari Ruang Penyelesaian Konflik.” Bahan diskusinya diambil dari laporan investigasi “HGU Tidak Aktif Pemicu Konflik di Pulau Mendol.”

Laporan ini memperlihatkan pelanggaran berbagai ketentuan dalam penerbitan Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan kelapa sawit PT Trisetia Usahamandiri (TUM) di Pulau Mendol. Laporan lengkapnya dapat diunduh di https://www.walhiriau.or.id/wp-content/uploads/2022/10/LI_PT-Trisetia-Usaha-Mandiri-WALHI-Riau.

Even Sembiring mengawali sesi diskusi dengan paparan laporan investigasi. Selanjutnya, secara berturut-turut Kazzaini KS, Agustian, dan Hj. Azlaini Agus memberi respon terhadap laporan investigasi yang disusun WALHI Riau. Setelah tanggapan, beberapa peserta, seperti Riko Kurniawan, Tengku Ibrahim, M. Yusuf, Syafri dan beberapa masayarakat Pelalawan memberi sumbang pemikiran. Diskusi lengkap kegiatan ini dapat dilihat di https://www.youtube.com/watch?v=AZcAF-nfNA4.

Di akhir sesi diskusi, Hj Azlaini Agus mengajak semua peserta yang hadir untuk membaca dan mengirim Surat al-Fatihah kepada Almarhum Said Abu Supian, pejuang agraria Pulau Mendol. Setelahnya, Devioniza Sarah selaku moderator menutup kegiatan dengan mengundang seluruh penanggap dan alumni WALHI Riau untuk memotong tumpeng.

Pemotongan tumpeng merupakan simbol ucapan syukur WALHI yang mampu bertahan secara konsisten menjadi Rumah Gerakan Rakyat untuk Keadilan Ekologis.(*)

Ikuti Terus Sunting.co.id

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER