BENERMERIAH (Sunting.co.id) - Festival Puisi Kopi Desember Kopi Gayo 2024 di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah yang dilaksanakan 21 hingga 23 Desember dihadiri puluhan penyair berbagai provinsi di Indonesia. Mereka mulai berdatangan sejak 19 Desember dan mengikuti pembukaan sebagai rangkaian awal kegiatan di Kampung Hakim Wih Ilang tepatnya kebun kopi Jingki Roda Gayo.
Para penyair disambut secera sederhana penuh keakraban dengan duduk melantai di halaman depan kebun kopi oleh Founder Desember Kopi Gayo Fikar W Eda didampjngi istrinya seniman dan penyair Devie Matahari, Kepala Desa Hakim Wih Ilang Reje Azharauddin dan Founder Jingki Roda Gayo Teri Enda Wahyuni.
"Para penyair yang hadir ini ada yang pernah mengikuti Festival Puisi Kopi Desember Kopi Gayo dan ada yang belum. Mereka dari berbagai provinsi. Hadir dengan biaya sendiri menempuh perjalanan jauh hingga 48 jam dan merekalah yang akan menulis kopi gayo dengan segala sejarahnya dalam karya-karya mereka," kata Fikar.
Kampung Hakim Wih Ilang adalah kampung masa kecil Fikar. Ia menceritakan seluk beluk kampung, hamparan kebun kopi yang dilihatnya sejak kecik, hingga posisi rumah kakek dengan kebun-kebun kopinya, serta tentang Hakim Wih Ilang yang selalu memanggilnya untuk pulang. Rasa haru dan bangga tetlihat dari getar suara yang tidak bisa disembunyikannya saat menyampaikan sambutannya itu.
Sementara itu, Kepala Desa Hakim Wih Ilang Reje Azharuddin menyampaikan rasa bangga kepada segenap panitia pelaksana dan ucapan selamat datang kepada seluruh penyair yang datang.
"Semoga tahun depan akan berjalan lebih baik.lagi, lebih ramai lagi dan kita dari desa bisa membantu terlaksananya kegiatan ini. Kepada para penyair, tulislah, informasikan tentang kopi Gayo ini, tentang kampung kami ini dalam karya-karya yang bisa dibaca banyak orang sehingga budaya kopi terus bisa dilestarikan," katanya.
Selaku tuan rumah kegiatan pembukaan ini, Teri Enda Wahyuni menyampaikan kebahagiannya atas kedatangan segenap.penyair ke tempatnya. Bahkan ini kali kedua tempat menjadi salah satu tujuan kegiatan Festival Puisi Kopi Desember Kopi Gayo.
"Dulu Saya dibiarkan orang tua besar bermain di kebun.kopi. Sekarang saya pun ingin anak-anak hidup besar dan bermain di kebun kopi agar kopi ini tetap ada, tidak hilang dan tetap menjadi budaya kami. Maka Saya tetap memilih tinggal di sini," katanya.
Para penyair yang hadir dalam Festival Puisi Kopi Desember Kopi Gayo ini anatara lain Muhammad Ade Putra, Siti Salmah, Alang Khatulistiwa, Defri Gunawan dan Kunni Masrohanti dari Komunitas Seni Budaya Rumah Sunting Riau, Dr Endut Achadiat, Yeyen Kiram, Ida Herids, Yosi Munir dan Nofirza Ganefittriah dari Sumatera Barat. Abu Rahmat dari Lhokseumawe, ada Edi Miswar dari Pidie Jaya. Ada juga Mustafa Ismail dari Jakarta dan Taufik Adi Nugroho dari Bekasi. Sementara penyair-penyair dari tanah Gayo ada Salman Yoga, Sabariah dan Zuliana Ibrahim.
Pada kesempatan ini, buku antologi puisi Kopi 1550 MDPL yang ditulis para penyair Festival Puisi Kopi Desember Kopi Gayo tahun 2016 diluncurkan. Buku itu diserahkan dari Editor Mustafa Ismail kepada Reje Azharuddin dan dari Devie Matahari kepada Teri Enda Wahyuni.(*)