Kanal

Kunni Masrohanti Baca Puisi untuk Masyarakat Pulau Mendol

PELALAWAN (Sunting.co.id) - Masyarakat Pulau Mendol mengundang Ketua Penyair Perempuan Indonesia (PPI) dan juga Budayawan Riau Kunni Masrohanti, membaca puisi dalam helat Kenduri Besar, Minggu (19/2/2023) di Pulau Mendol, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan.

Tokoh masyarakat Riau asal Kampar Kazzaini Ks, menyebutkan,  selain penyair asal Riau yang memimpin komunitas penyair perempuan di Indonesia, Kunni juga dinilai sebagai aktivis lingkungan dan tokoh perempuan Riau.

"Hari ini masyarakat Pulau Mendol.menggelar Kenduri Besar atas keberhasilan mengambil hak atas tanah sendiri dari pemerintah yang selama ini dikelola PT TUM dengan status HGU. Pada kesempatan ini, kami mengundang Kunni sebagai tokoh perempuan, aktivis lingkungan, budayawan dan juga Presiden Penyair Perempuan Indonesia. Puisi-puisinya cenderung lahir dari akar tradisi dan puisi-puisi hijau atau tentang lingkungan. Asli orang Riau. Kami mengundang Kunni memang untuk membaca puisi di hadapan masyarakat," kata Kazzaini yang juga tokoh pers dan Ketua Yayasan Sagang.

Sementara itu, Kunni saat dimintai komentarnya, mengungkapkan rasa bangganya atas semangat masyarakat Pulau Mendol dalam melakukan perjuangan. Kunni merupakan aktivis linkungan dan tergabung di salah satu organisasi lingkungan yakni WALHI Riau yang terus mengadvokasi kasus ini.

"Saya diundang masyaakat Pulau Mendol melalui Pak Kazzaini untuk.membaca puisi. Saya tak bisa menolak, apalagi ini untuk masyarakat. Dan, Saya melihat semangat masyarakat Pulau Mendol beigtu besar, kuat dan kompak dalam perjuangan ini," kata Kunni pula.

Adapun puisi yang dibacakan Kunni dalam kesempatan ini berjudul:

Inilah Tanah Tempat Hidup dan Mati Kami
; Pulau Mendol
Karya Kunni Masrohanti

Assalamualaikum Penyalai, tanah tepi kuala, tempat tumbuh syair, pantun dan madah bermutiara
Tegak di tanahmu, adalah mengenang tumbuh besar tubuh-tubuh kecil kami, menghirup harum aroma yang mencuat dari batang-batang padi, mencecap segar nyiur kelapa pagi hingga pagi,  mengingat betapa di sinilah asal muasal kami.

Assalamualaikum Penyalai, pulau mendol yang damai
Anyir arus kualamu mengayun tubuh kecil kami di atas sampan bekajang
melaju pelan, sebab kuat lengan ayah kami berlayar, sebab tenang hati emak kami.
ke muara, sebab harapan yang agung di hadapan kami.
merah tanah redang, tanah lahir, kecil dan besar kami
kokoh dengan keringat ayah dan sabar jantung hati emak kami

Assalamualaikum Penyalai
Berdiri di dadamu hari ini, adalah sesak nafas kami yang nyaris terhenti oleh oligarki
setelah risau dan airmata kami menguala, setelah darah saudara kami harus tumpah, setelah saudara-saudara kami terkorban karenanya
setelah sabar dan geram kami hampir seluruhnya hilang hingga ujung muara,
Maka, kami langitkan segala doa
tanah ini, biarlah menjadi tanah kami, tanah sejak kecil hingga mati kami
Tanah ini biarlah menjadi rumah kami,
Rumah awal dan akhir hidup kami

Assalamualaikum Penyalai
Untukmu tutup dan buka mata ini

Penyalai, 19 Februari 2023

Ikuti Terus Sunting.co.id

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER