FKDM Riau dan Sumbar Bersinergi Antisipasi ATHG di Daerah Perbatasan

Rabu, 21 September 2022

FKDM Riau dan Sumbar foto bersama usai pertemuan di Kantor Kesbangpol Kabupaten Limapuluh Kota, Selasa (20/9/2022). FOTO FKDM/SUNTING

PEKANBARU (Sunting.co.id) -  Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Provinsi Riau dan FKDM Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) berkomitmen untuk bersinergi bersama dalam mengantisipasi terjadinya Ancaman Tantangan Hambatan dan Gangguan (ATHG) di tingkat masyarakat, khususnya untuk wilayah perbatasan Riau-Sumbar.

Hal ini terungkap dalam pertemuan dan silaturrahmi antara FKDM Riau dan Sumbar, Selasa (20/9/2022) di Kabupaten Limapuluh Kota. Pertemuan ini difasilitasi Badan Kesbangpol Limapuluh Kota dan pertemuan berlangsung di sini.

Pada kesempatan ini, Ketua FKDM Riau Data Wardana menyampaikan niat kedatangannya bersama pengurus FKDM Riau lainnya.

"Kedatangan kami tentu untuk bersilaturahmi dengan FKDM Sumbar dan Kesbangpol Limapuluh Kota sebagai kabupaten yang berbatas langsumg dengan Riau, yakni Kabupaten Kampar. Selain itu untuk bersama-sama bersinergi mendorong dan mendukung terlaksananya program pemerintah khususnya pembangunan jalan tol Trans Sumatera serta hal lain yang berkaitan dengan isu-isu perbatasan," kata Data.

Disebutkan Data, pembangunan jalan tol Trans Sumatera ini harus sama-sama didukung oleh semua pihak sehingga bisa terealisasi sebagaimana mestinya.

Kedatangan Data Wardana bersama anggota disambut gembira oleh Ketua FKDM Sumbar  Prof Dr Yulizar Yunus Datok Rajo Bagindo yang hadir bersama tokoh masyarakat Limapuluh Kota. Mereka adalah,  Zulhikmi M.MPd Datok Rajo Suaro, Zulkifli SPd.MM Datok Rajo Mangkuto, dan Ir Hasnul Datok Tumbi Rajo.

Profesor Yulizar Yunus yang akrab dipanggil Datuk Yuyu ini menjelaskan bahwa, berbagai persoalan bisa dilakukan dengan pendekatan badunsanak atau kembali peda kearifan lokal.

"Tidak ada masalah termasuk terkait pembangunan jalan tol Trans Sumatera jika dilakukan dengan manajemen sharing dan komunikasi yang tepat. Kalaupun ada masalah, hendaknya diselesaikan dengan pendekatan badunsanak, kembali pada kearifan lokal," kata Prof Yuyu.

Ujung dari apa yang dilakukan FKDM, pangkalnya adalah kewaspadaan dan ujungnya ketahanan nasional yang arahnya turut menciptakan situasi dinamis, sambung Prof Yuyu. Tentu dalam semua aspek berbangsa dan bernegara, baik poliitk, sosial, budaya dan ketahanan nasional.

"Di semua aspek itu ada benih konflik. Peran FKDM di sini adalah, turut mendamaikan situasi ini. Menciptakan kondisi dinamis termasuk pembangunan jalan tol untuk mempercepat jarak tempuh," sambung Prof Yuyu.

Pertemuan diakhiri dengan foto bersama dan penyerahan plakat dari FKDM Riau kepada Kesbangpol Kabupaten Limapuluh Kota.

"Alhamdulillah kami menyambut baik dan gembira atas pertemuan ini dan bisa dilaksanakan di kantor kami. Segala catatan dan masukan selama diskusi hendaknya bisa kita tindaklanjuti bersama, sekaligus menjadi bahan diskusi kawan-kawan FKDM di Riau, maupum di Sumbar," ungkap Sekretaris Badan Kesbangpol Yan Agusra didampingi Kabid Poldagri M Ali Firdaus.(*)