Tim Ekspedisi Sungai Nusantara Sebut Sungai Siak Tercemar Klorin dan Phospat

Senin, 11 Juli 2022

Prigi Arisandy saat melakukan pengecekan kualitas air Sungai Siak di Sungai Rawa, Kabupaten Siak. FOTO ECOTON

PEKANBARU (Sunting.co.id) - Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN)  bersama Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Riau dan Badan Teritori Telapak Riau melakukan uji kualitas air Sungai Siak, Jumat hingga Minggu (1-3/7/2022).

Uji kualitas air diakukan pada enam lokasi.
Dimulai dari hulu jembatan Siak II di Rumbai hingga di Siak Hilir Kelurahan Tanjung Rhu, Kecamatan  Limapuluh. Dari hasil uji ini, Sungai Siak dipastikan tercemar klorin dan phospat atau fosfat.

Sungai Siak masuk kategori Kelas III mengacu pada Peraturan Gubernur Riau Nomor 12 tahun 2003. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air dengan mengacu pada PP 22/20221 Penyelenggaran Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup lampiran tentang baku mutu sungai kelas III, maka beberapa parameter yang diukur telah melampaui baku mutu.

“Hasil pengukuran uji kualitas air menunjukkan bahwa kadar klorin bebas Sungai Siak telah melebihi baku mutu PP 22/2021. Pada beberapa lokasi, kadar phospat menunjukkan kadar di atas baku mutu yang cukup tinggi yaitu di wilayah jembatan Siak II dan Batang Sago sebesar 2,5 ppm. Padahal, standarnya tidak boleh lebih dari 1 ppm,” ungkap Prigi Arisandi.

Lebih lanjut peneliti ESN ini menyebutkan, untuk kadar klorin semua lokasi yang diteliti kadarnya melebihi baku mutu yaitu sebesar 0,03 ppm. Sedangkan pada air Sungai Siak kadar klorin tertinggi ada di Siak Hilir sebesar 2 ppm, dan terendah ada pada Sungai Sail sebesar 0.09 ppm.

Dampak klorin bebas dan phospat
Selain berdampak pada kesehatan, senyawa klorin menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Klorin juga sering digunakan sebagai disinfektan yang ternyata dapat bereaksi dengan senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam air.  Klorin dapat bereaksi dengan materi organik dalam air limbah yang menyebabkan karsinogen.

Klorin berpotensi menyebabkan iritasi mata, kulit, dan iritasi saluran pernapasan atas. Efek jangka panjang menyebabkan gangguan. obstruksi saluran pernapasan. Tiga jalur masuk khlorin ke dalam tubuh di antaranya melalui jalur ingesti dan kontak kulit (terlarut).

Kontak langsung melalui kulit dengan khlorin bersifat iritan, maka efek yang ditimbulkan yaitu iritasi kulit, mata, dan iritasi saluran pernapasan atas. Klorin banyak digunakan dalam industri kertas sebagai bahan pemutih. Dalam rumah tangga klorin menjadi senyawa dalam bahan pemutih pakaian, desinfektan dan sebagai bahan tambahan dalam herbisida yang banyak digunakan dalam perkebunan sawit.

Kadar phospat dapat dijumpai pada dua lokasi penelitian di Rumbai dan Sago jauh di atas baku mutu. Phospat merupakan salah satu parameter pencemaran air yang dapat meningkatkan kesuburan badan air.

Proses pertumbuhan alga serta tumbuhan air yang tidak terkendali (blooming alga) dapat dipengaruhi akibat tingginya unsur phospat yang berasal dari limbah domestik, industri maupun pertanian. kandungan phospat dalam perairan dapat berasal dari limpasan pupuk pada pertanian, kotoran manusia, maupun hewan, kadar sabun, pengolahan sayuran, serta industri pulp dan kertas.

Penggunaan detergen dalam rumah tangga juga menjadi penyumbang kadar phospat yang signifikan dalam perairan.

"Tingginya konsentrasi kadar phospat di perairan yang telah melebihi baku mutu maka dapat dipastikan berakibat pada menurunnya kualitas perairan dan berdampak negatif pada kepunahan beragam jenis ikan yang ada di Siak,” ungkap Prigi lagi.

Kata Prigi, tiga faktor yang mendorong kepunahan ikan di Sungai Siak adalah deforestasi atau penggundulan hutan, vegetasi dalam hutan merupakan energi bagi perairan, daun-daun yang jatuh akan berubah menjadi seresah yang menjadi nutrisi bagi beragam jenis bioata air seperti serangga air (anak capung, lalat sehari, engkang-engkang, kepik, dan makroinvertebrata/biota tidak bertulang belakang). Keberadaan serangga air menjadi sumber pakan ikan selain plankton, maka jika serangga air musnah maka ikan pun akan musnah.

Limbah perkebunan sawit, pemberian pupuk yang berlebihan menimbulkan residu senyawa nitrat dan phospat. Kadar nitrat, nitrit dan phospat sangat berpengaruh pada pertumbuhan ikan karena phospat akan menyebabkan kerusakan pada insang.

Ikan akan mengalami sulit bernafas meski air mengalir karena insang mengalami kerusakan. Senyawa lain adalah pestisida pertanian dan perkebunan yang banyak digunakan tidak semua terserap dan sebagian terlepas ke perairan sungai.

Limbah Industri, limbah cair industri banyak mengandung logam berat dan senyawa sintetis (senyawa khlorin salah satunya, red) akan menimbulkan gangguan telur ikan bahkan kematian telur dalam kandungan ikan.(rls/*)