Tengku Buwang Asmara Penakluk Dari Mempura

Ahad, 20 Maret 2022

Makan Behidang sempena syukuran HPN dan HUT ke-76 PWI.

SIAK (Sunting..id) - Budayawan dan sejarawan Indonesia yang juga mantan Ketua PWI Riau Datuk H Rida K Liamsi menyebutkan, Sultan ke-2 Kerajaan Siak Sri Indrapura, Sultan Mahmud Muhammad Abdul Jalil Muzaffar Syah atau yang lebih dikenal dengan Tengku Buang Asmara adalah salah satu sultan yang gagah berani dari Indonesia.

Keberanian itu dibuktikan saat memimpin Kerajaan Siak Sri Inderapura, melawan dan mengusir kolonial Belanda di masa kepemimpinannya tahun 1746 M - 1760 M.
Bukti keberaniannya antara lain memimpin langsung perlawanan terhadap Belanda pada Perang Guntung di Selat Guntung. Perang antara keduanya pecah karena Belanda terus berupaya merebut kekuasaan dan memperluas pengaruhnya di Selat Malaka.

Dalam sejarah, hanya ada dua sultan yang berani berhadapan dengan kolonial Belanda di Selat Melaka, kata Rida. Sultan Tengku Buwang Asmara adalah salah satunya.

Ungkapan ini disampaikan Datuk H Rida K Liamsi dalam paparan bertajuk "Tengku Buwang Asmara Penakluk dari Mempura, Siak" dalam "Seminar Tengku Buwang Asmara" yang ditaja PWI Riau dan Pemkab Siak dalam rangkaian kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) 2022 dan HUT ke-76 PWI di Kota Siak Sri Indrapura, Sabtu (19/3/2022).

Selain H Rida K Liamsi, hadir sebagai narasumber H Reza Fahlevi, mantan Wakil Bupati Bengkalis yang menjadi Tim Pencari Fakta (TPF) Tengku Buwang Asmara. Hadir juga Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari, Sekda Siak H Arfan Usman, Kadis Pariwisata Siak H Fauzi Asni, Ketua PWI Riau H Zulmansyah Sekedang dan puluhan wartawan dari kabupaten/kota se-Riau.

Melihat keberanian Tengku Buwang Asmara mempertahankan tanah air Indonesia dan mengusir kolonial Belanda, serta banyak bukti-bukti lain tentang heroisme Tengku Buwang Asmara, maka sudah selayaknya Tengku Buwang Asmara diberikan Anugerah Pahlawan Nasional dari Siak.

Sementara itu narasumber Reza Fahlevi menyebutkan, ada dua fase dalam kepemimpinan Tengku Buwang Asmara terkait hubungannya dengan kolonial Belanda. Yakni "fase mesra" di 1746-1752 dan "fase kontra" di 1752-1760.

Pada masa kontra dengan Belanda, Tengku Buwang dengan gagah berani melawan Belanda, bahkan sampai berperang berkali-kali.

"Keistimewaan dan kehebatan Tengku Buwang Asmara adalah tak pernah tunduk, tak pernah takluk dengan kompeni Belanda. Bahkan sampai akhir hayatnya selalu dengan gagah berani melawan Belanda," jelas mantan Ketua DPRD Bengkalis ini.(*)