Sekolah Alam Husna Gelar Literasi Survival di Tengah Kebun

Sabtu, 08 Januari 2022

Suasana diskusi Literasi Survival di Sekolah Alam Husna, Jumat malam (8/1/2022).

PEKANBARU (Sunting.co.id) - Kebun dengan luas 2 haktare di sekitar Perumahan Guru Cendana, Blok Waluh, Jalan Siak II, Kelurahan Umbansari, Kecamatan Rumbai milik Sekolah Alam Husna, Jumat malam (8/1) berbeda dari biasanya. Malam itu banyak tenda, lampu colok dan panggung pertunjukan. Undangan yang datang juga ramai. 

Suasana yang berbeda ini karena malam itu, di kebun yang banyak ditumbuhi pohon pisang dan jagung tersebut sedang ada pertunjukan seni dan diskusi. Kegiatan yang diberi nama Literasi Survival dengan tema Sekolahku Alamku, digelar atas inisiatif Kepala Sekolah dan semangat guru serta siswa-siswanya. 

Selain pertunjukan seni seperti musik akustik, musikalisasi puisi, tari dan pembacaan puisi, malam itu juga ada diskusi khusus. Diskusi ini menghadirkan nara sumber penyair Riau dan Founder Komunitas Seni Rumah Sunting Kunni Masrohanti, Founder Lenggok Media Nuratika, Kepala Sekolah Alam Husna Berlian Novriendi SHum, MPd, Kepala sekolah pertama Husna Rizky Windra MPd, dan Founder Salmah Publishing Siti Salmah selaku moderator. 

''Sekolah Alam Husna ini baru berusia 9 bulan. Dengan menggelar kegiatan ini, kami berharap sekolah ini lebih bernyawa, guru dan murid lebih bersemangat dan tumbuh anak-anak yang cerdas dan kreatif. Mari berfikir bersama karena berfikir membuat kita ada,'' kata Berlian malam itu. 

Dijelaskan Berlian, Sekolah Alam Husna  terdiri dari tiga tingkatan, yakni SD, SMP dan SMA. Jam belajarnya setiap hari, mata pelajarannya sama dengan sekolah umum lainnya. Namun ada tahfidz Alquran, praktek lapangan dan fokus pada literasi. 

''Kenapa kosentrasi kami fokus kepada literasi, karena semua pelajaran itu berhubungan dengan literasi. Ada juga praktek langsung di lapangan, seperti bercocok tanam, peternakan dan karya tulis. Alhamdulillah kami sudah panen jagung tahun baru kemarin,'' tambah Berlian. 

Diskusi yang berlangsung hampir dua jam itu membahas tentang Sekolah Alam Husna, potensinya kini dan nanti. Selain penjelasan dan semangat dari narasumber, wali murid dan undangan juga diberi kesempatan untuk bertanya dan saling berbagi pengalaman. 

''Kebun ini, alam yang terbentang ini, adalah laboratorium bagi anak-anak. Dengan memanfaatkan alam ini, maka sekolah ini akan memiliki nilai lebih dari sekolah lain. Tamat dari sini, mahir bercocok tanam, berpengetahuan tinggi tentang lingkungan, memiliki karya yang bagus. Husna, sekolah alam yang tepat buat anal-anak,'' kata Kunni pula. 

Kehadiran Sekolah Alam Husna tidak lepas dari sumbangsih fikiran dari sahabat-sahabat dan orang-orang hebat yang selalu mendukung Berlian selaku kepala sekolah, termasuk hinggga malam Literasi itu bisa terlaksana. Salah seorang yang berperan itu adalah Nuratika. Founder Lenggok Media. Bersama rekan-rekannya, ia bolak balik Pekanbaru-Rohul (tempat tinggalnya, red) ke Sekolah Alam Husna untuk melakukan pembinaan. 

Berkat kerja keras itu, siswa-siwi sudah melahirkan karya tulis berupa puisi dengan langsung praktek lapangan yakni menjadikan objek berupa batang pisang sebagai sumber inspirasi dalam menulis  puisi. Alif, salah seorang siswa, membacakan puisinya malam itu. 

''Anak-anak Sekolah Alam Husna ini sangat berbeda. Mereka aktif dan kreatif. Sebentar saja belajar, bisa jadi karya puisi yang bagus. Potensi Sekolah Alam Husna ini yang harus kita tumbuhkan bersama,'' kata Nuratika. 

Selain Nuratika, tentu banyak lainnya yang juga berperan penting. Tidak lepas dari Ketua Yayasan dan orang-orang pertama yang merintis lahirnya sekolah ini, termasuk juga Pakde yang tunak mengajari siswa bercocok tanam. 

''Semoga semangat dan kebersamaan seluruh guru dan pihak yayasan terus terjaga. Semangat itu yang membuat sekolah ini akan terus ada. Kegiatan Literasi Survinal ini menurut saya sangat luar biasa,'' kata Rizky, Kepala Sekolah Alam Husna pertama. 

Malam seni Literasi Survival diakhiri dengan penyerahan piagam penghargaan kepada seluruh pendukung kegiatan. Ada Musikalisasi Kesara, Komunitas Seni Rumah Sunting, Lenggok Media, Berbeza dan masih banyak lainnya.(*)