IATTA, ASPI dan ASTINDO Bincangkan Standarisasi Wisata Tirta

Sabtu, 06 November 2021

Suasana bincang standarisasi wisata tirta di Sekretariat IATTA Riau di Gobah, Jumat malam (5/11/2021). (Foto Dok. IATTA) .

PEKANBARU (Sunting.co.id) - Sering terjadinya kasus kecelakaan yang menimpa wisatawan saat berkunjung ke tempat wisata air atau wisata tirta, membuat tiga organisasi pariwisata di Riau tidak tinggal diam. Mereka berbincang tentang solusi hingga standarisasi agar bencana serupa tidak terulang. Selain bicara standarisasi wisata tirta, mereka juga bicara standarisasi wisata secara umum. 

Tiga organisasi tersebut, yakni, Indonesia Adventure Trade Travel Association (IATTA), Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) dan Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO). Ketiganya menghadirkan pengurus masing-masing organisasi, bahkan Dewan Pakar dan Etik. 

Wendy Yolanda Pasaribu, Ketua ASPPI Riau, menyebutkan, selama ini mereka asyik berbincang tantang Bisnis Talk atau ASPI Talk. Mereka belum berbicara tentang regulasi dan tentang keselamatan wisatawan khususnya wisata tirta. Diakuinya, selama ini mereka hanya bergelut di penjualan karena tersebut terdiri dari perkumpulan pelaku pariwisata yang di dalamnya mayoritas travel, agen, biro perjalanan, hotel, air line, asuransi dan sejenisnya. 

''Selama pandemi, kami tidak membuat kegiatan, baik untuk anggota atau untuk umum, misalnya untuk aosisasi pariwisata. Sekarang ada IATTA, organisasi yang bicara standarisasi wisata, termasuk keselamatan, dan tidak semua tahu tentang IATTA ini. Kami ingin silaturrahmi, diskusi-diskusi seperti ini ada terus, saling kenal dan saling dukung,'' kata Wendy mengawali perbincangan yang dilaksanakan di sekretariat IATTA, Gobah itu. 

Ketua DPW  IATTA Riau, Zainul Ikhwan yang mengomandoi jalannya perbincangan,  juga mengaku senang dengan pertemuan dan silaturrahmi sederhana itu. Katanya, diskusi-diskusi ringan, saling sharing pengalaman dan berbagi informasi seputar pariwisata, khususnya di Riau sangat penting. 

''Malam ini memang fokus bicara tentang wisata tirta, karena belakangan, banyak kecelakaan di tempat wisata ini. Dan ini harus jadi perhatian kita bersama,'' katanya. 

Osvian Putra yang merupakan Dewan Pakar dan Etik DPW  IATTA Riau, membeberkan tentang standarisasi wisata, baik standar internasional, nasional atau lokal yang harus diketahui organisasi pariwisata atau pelaku wisata.  Dari sini, katanya, baru lahir induksi-induksi yang mengedukasi setiap pengunjung, tentang apa yang harus mereka lakukan saat berada di tempat wisata tersebut. 

''Standarisasi itu apa, seperti apa, ini harus diperjelas. Standarisasi mana yang akan diterapkan untuk wisata di Riau. Apakah hendak menggunakan standarisasi internasional, nasional atau lokal. Disesuaikan juga mana yang cocok untuk wisata Riau. Misalnya standarisasi wisata tirta, ini harus ada. Sedih kita. Belakangan banyak terjadi kecelakaan di tempat wisata air, ada danau, ada di sungai. Ini jangan tetilang lagi, ' kata Osvian. 

Bincang ringan itu juga dihadiri Dante Mayindra atau Ayah Dante, si pemilik kopi basi, anggota IATTA yang berada di Kota Dumai secara Zoom. Ayah juga bicara soal standarisasi yang harus diperhatikan saat di lokasi wisata tirta. Di antaranya sarana dan prasarana. 

Perbincangan itu bermuara pada rencana-rencana berikiutnya yang digagas bersama. Termasuk menggelar diskusi berskala lebih luas, menyampaikan usulan-usulan kegiatan kepada instansi terkait seperti pelatihan, hingga sosialisasi standariasai wisata tirta atau wisata secara umum, baik yang berhubungan tentang tempat, keamanan pengunjung, maupun sarana dan prasarana.

''Selanjutnya, ASPI, IATTA dan ASTINDO akan menggelar FGD, sosialisasi secara terus menerus untuk menuju standarisasi ini,'' kata Zainul Ikhwan menutup perbincangan.(*)