Bincang dan Konser Sampah Rumah Sunting Dihadiri Kaum Millenial

Kamis, 28 Oktober 2021

Marhalim Zaini, Kunni Masrohanti dan Boy Jerry Even Sembiring serta Siti Salmah (moderator) dalam Bincang Sampah saat peringatan Hari Sumpah Pemuda oleh Komunitas Seni Rumah Sunting, (27/10/2021) di Bandar Serai, Pekanbaru. (Foto Rumah Sunting)

PEKANBARU (Sunting.co.id) - Menyambut peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini, Komunitas Seni Rumah Sunting, melaksanakan bincang dan konser sampah, Rabu (27/10). Kali ini mengusung tema 'Sumpah Sampah'.

Kegiatan yang dillaksanakan di Anjungan Kampar Bandar Seni Raja Ali Haji ini dihadiri ratusan kaum millenial dari berbagai komunitas. Ada sanggar dan komunitas seni serta para penggiat lingkungan. 

Hampir seluruh pertunjukan malam itu memggunakan properti sampah. Jenis pertunjukan juga beragam. Ada tari, musik, teater, musikalisasi puisi, pembacaan puisi dan syair. Ada pula pemutaran video pendek tentang kondisi sampah Pekanbaru yang diputar sebelum diskusi. Video ini diproduksi tim Rumah Sunting. 

Para talent yang tampil  yakni, Siska Armiza, Wawa Bingal dan Kiki Ruang Lingkar, Syafmanefi Alamanda, Wahyu Mualli Bone, Risna, Asqalani Eneste, Miftah Kuala dan Imam Prast, Urban Rythm, Musikalisasi Kesara, Bie Kibo dan Amesya Ariana. 

''Kenapa Sumpah Sampah, karena persoalan sampah Kota Pekanbaru ini menjadi perhatian kami di Rumah Sunting melalui program Literasi Konservasi. Jadi, kegiatan ini masuk dalam Literasi Konservasi. Kami, pemuda Pekanbaru melalui seniman dan anak-anak muda peduli lingkungan, bersumpah ingin merdeka dari sampah, tidak ingin dimakan sumpaj,'' kata Kunni Masrohanti Pembina Rumah Sunting malam itu. 

Berbagai sanggar dan komunitas hadir pada malam itu. Antara lain, Teater Matan, Teater Selembayung, DKR, DKKP, Riau Rythm, YMI Walhi,  Kelompok Perupa, Suku Seni, U-Forty, IATTA Korwil Riau, Ascender, SPGI, KPKR, PPRG Shake, Kaparak, Riau Mesin Kanan, Pendaki Muslim, Syair Kera Network, Pondok Belantara, Jungle Ghost, LPE Riau, Riau Adventure Family, Oranye Cibaduyut, Resam, Sindikat Kartunis Riau (Sikari), Mupa (Univ Abdurab), Riau Beraksi dan lain-lain. 

''Kegiatan ini terlaksana karena partisipasi banyak pihak. Mulai dari izin penggunaan  tempat, pelaksanaan hingga seluruh pengisi acara,'' sambung Kunni. 

Bahas Sampah Hingga ke Akar

Bincang Sampah malam itu berlangsung lama. Anak-anak muda yang hadir begitu antusias. Dan, sampah Pekanbaru dibahas hingga ke akar dilihat dari berbagai sisi. 

Direktur Walhi Riau BoyJerry Even Sembiring membahas tentang regulasi dan sampah perkotaan. Marhalim Zaini selaku Ketua Asosiasi Seniman Riau (Aseri) dan Founder Suku Seni Riau berbincang tentang seniman dan karya seni yang berkaitan dengan sampah. Sedangkan Kunni membahas sampah dari sisi budaya. 

Peringatan Sumpah Pemuda ini awalnya dilaksanakan di luar ruangan atau di laman Begawai. Panggung besar dengan tembakan lampu panggung, semakin wah dengan sentuhan artistik serba sampah. Ditambah pula jejeran tenda dengan kemerlip lampu hias dan lampu colok di depannya. 

Tapi kegiatan di luar panggung ini tidak berlangsung lama. Menjelang Bincang Sampah, hujan turun dengan lebat. Maka, acara pindah ke panggung kedua, yakni di bawah Anjungan Kampar atau markas Begawai. Hingga akhir, seluruh kegiatan berjalan lancar dan tetap meriah.(*)