Kenegerian Padang Sawah Gelar Dikigh Mulub

Jumat, 29 Oktober 2021

Nasi jambagh terhidang rapi dalam helat Dikigh Mulud di Kenegerian Padang Sawah, Kamis (28/10+2021).(Foto warga for Sunting)

KAMPAR (Sunting.co.id) – Bulan Rabiulawal Hijriah merupakan bulan yang tunggu oleh semua umat muslim, apatah lagi bagi masyarakat Kenegerian Padang Sawah, Kecamatan Kampar kiri, Kabupaten Kampar. Pada bulan ini dilaksanakan tradisi menyambut bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang disebut Dikigh Mulub. 

Dikigh Mulub adalah bahasa daerah Kenegerian Padang Sawah, artinya Zikir Maulid, yaitu berupa zikir dan salawat dalam menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. 

Kamis (28/10/2021) prosesi tahunan itu kembali dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat Kenegerian Padang Sawah yang dipimpin oleh Tali Tigo Sapilin. Istilah adat untuk menyebutkan tokoh agama, tokoh adat dan tokoh pemerintahan.

Prosesi dimulai pukul 08.00 WIB yang bertempat di Mesjid Nurul Iman, dengan lantunan ayat suci Alquran sebagai pembuka helat ini. Kemudian dilanjutkan dengan zikir dan salawat yang menggema seantero kenegerian  melalui pengeras suara yang ada di mercusuar mesjid.

Menggemanya bacaan zikir dan salawat mengisyaratkan sanak kemenakan perempuan untuk mengantarkan jambagh kawa (hidangan kue ringan, red) ke mesjid dengan menggunakan dulang (tempat hidangan dari logam) dengan ditutup tudung saji.

Satu persatu sanak kemenakan perempuan datang ke mesjid dengan menjujung dulang di atas kepala, kemudian diserahkan kepada mamak yang berdiri depan pintu mesjid, kemudian disusun sejajar dengan dulang-dulang yang lain. Zikir dan salawat terus terdengar dengan irama yang khas. 

Akhirnya, semua dulang-dulang itu telah sampai di mesjid dan telah tertata dengan rapi.Dann, saatnya jeda untuk menyantap jambagh kawa yg telah diantarkan oleh kemenakan.

Ninik mamak, tokoh adat, dan pemerintah duduk berdampingan, diikuti sanak kemenakan serta semua lapisan masyarakat khususnya kaum lelaki. Di sana mereka menyantap jambagh sebagai hidangan pembuka dalam prosesi tersebut.

Istirahat selesai dan jambagh kawa pun tinggal piring dan gelas kotor. Saatnya Mamak menyerahkan dulang beserta isinya yang telah kosong kepada kemenakan perempuan.

Hampir tengah hari. Zikir dan salawat dilantunkan sembari mengenang perjuangan manusia suci untuk menegakkan  kalimat iman dan kalimat amal yaitu Nabi besar Muhammad SAW.

Hampir adzan zuhur dikumandangkan. Kembali sanak kemenakan perempuan mulai berdatangan dengan membawa dulang, tapi kali ini isinya berbeda yaitu jambagh nasi (hidangan makan siang) dengan sambal bervariasi.

“Maulid Nabi tahun ini agak sedikit semangat dari tahun sebelumnya,” ucap Deni Akbar (40). 

“Sanak kemenakan banyak yang mengantarkan jambagh ke mesjid, dikarenakan penyebaran Covid-19 menurut media yang kami dengar  sudah menurun,'' jelas pria yang menjabat sebagai Mamak kampung suku Patopang basah ini.

Ba’da zuhur, prosesi Dikigh Mulub ditutup dengan doa oleh tokoh agama yang dituakan dan selanjutnya makan jambagh bersama.(Kmn)