Ibu-ibu Pelipat Kue Semprong Senang Dikunjungi Ketua DPRD

Jumat, 24 September 2021

Ketua DPRD Kepulauan Meranti, Ardiansyah (baju putih) mengunjungi ibu-ibu pembuat kue semprong di Selatpanjang, Kamis (23/9/2021). (Foto Sunting)

KEPULAUANMERANTI  (Sunting.co.id) - Puluhan ibu-ibu di Selatpanjang berkerja membuat kue semprong milik salah seorang pengusaha keturunan Tionghoa. Mereka berasal dari berbagai desa yang ada di sekitar Selatpanjang. Di antaranya, Dorak, Alai, Alahair, Insit, Gogok dan lain-lain. 

Ada dua pabrik besar kue semprong yang dikenal juga dengan kue nepal atau kue linting yang terletak di kawasan Tanah Lot ini. Keduanya bersebelahan. Sambil duduk melantai, dengan sigap ibu-ibu ini membolak-balikkan alat pembakar kue yang terbuat dari besi. Agar aman, mereka mengenakan sarung tangan, dan bedak beras untuk menghindari uap panas dari tungku pembakar. Ruang kerja yang setengah terbuka itupun banyak asap dan aroma harum kue semprong. 

Proses pembuatan kue di pabrik ini dibagi menjadi beberapa bagian. Selain ada yang berkerja di bagian membakar, ada juga di bagian pengaduk adonan, memilah semprong yang sudah dibakar, menyusun semprong ke dalam toples dan kaleng, membuat teh kopi atau minum untuk para pekerja, penyedia bahan bakar berupa arang, dan pengangkut semprong yang sudah dikemas dalam kardus ke dalam gudang. 

Ibu-ibu ini berkerja digaji sesuai hasil kerjanya atau sesuai jumlah kue yang berhasil dibakar. Satu kue dibayar Rp48. Mereka berkerja dari pukul 03.00 WIB hingga 14.00 WIB. Penghasilan masing-masing mereka dalam sehari berbeda-beda, tergantung kecepatan. Ada yang Rp40 rb perhari, 60 ribu, bahkan Rp80 ribu 

Rabu (23/9) pagi, Ketua DPRD Kepulauan Meranti Ardiansyah, berkunjung ke pabrik ini. Kehadiran lelaki yang akrab disapa Jeck ini disambut ramah oleh ibu-ibu pekerja. Terlihat sekali jika mereka sudah kenal dengam Jeck sejak lama. Kehadiran Jeck sendiri untuk memberi semangat kepada seluruh pekerja. 

''Bahagia melihat ibu-ibu berkerja dengan semangat. Kue semprong ini makanan tradisi, turun temurun dari zaman nenek dulu. Ibu-ibu bukan hanya berkerja saja, tapi juga turut melestarikan warisan leluhur,'' kata Ardiansyah. 

Wati, salah seorang pekerja, mengaku senang akan kehadiran Ardiansyah tersebut. Diakuinya, Ketua DPRD inilah yang sering berkunjung ke tempat mereka dibandingkan pejabat yang lain. 

''Kami ni, dikunjungi saja sudah senang, apalagi kalau diperhatikan lebih oleh pejabat dan pemerintah. Alhamdulillah, berkerja di pabrik kue semprong ni bisa menyekolahkan anak-anak. Saya sudah 25 tahun berkerja di sini,'' kata Wati. 

Kue semprong yang dibuat perempuan-perempuan Melayu ini sampai ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura dan beredar di banyak kota di Indonesia. Satu toples dijual dengan harga Rp50 ribu dan satu kaleng berisi sekitar 400 batang kue dijual dengan harga Rp200 ribu.(*)