SAJAK RINI INTAMA

Sabtu, 07 November 2020

Rini Intama

PEREMPUAN LAUT

Adakah yang ingin kau baca tentang laut
Wahai perempuan yang membakar tubuhnya 
Dengan panas matahari dan pasir pantai
Saat menunggu lelaki pulang bersama senja 

Adakah yang ingin kau tulis tentang samudera
Wahai perempuan yang menyelimuti tubuhnya 
Dengan nyanyian anak anak dan luka kehidupan 
Saat kapal kapal mulai bersandar di dermaga 

Adakah yang ingin kau pandang 
Wahai perempuan laut yang menaburi malam 
Dengan seribu mimpi tentang samudera paling sunyi
Hingga kau simpan takdir di perahu perahu itu

Adakah yang ingin kita rasakan bersama 
Sedang di dadamu telah terpahat kata setia 
Hingga akhirnya kau lukis putihnya buih ombak 
Birunya samudera dan luasnya rindu 

Adakah yang ingin kau katakan wahai perempuan laut 

Tangerang, April 2020

 

SKETSA KEMARAU

Kutemui langit sore
Dari perbincangan ladang yang kerontang 
Dan perempuan yang menangis 
"telah diciptakan dosa"
Menjadi air mata 
Dari gigil nurani  

Dialah perempuan  
Yang membelah dada
Dalam diam dan gegap katakata 
“kita bicara takdir”, katanya
Biar aku bisikkan ribuan kata maaf di telinga Tuhan
Lesap semua rindu
Pada tanah yang menanam bara
Dan hutan yang menyimpan air mata
Sebab cinta butuh isyarat

VTB, Agustus 2019


Rini Intama adalah pendidik, penulis, lahir tanggal 21 Februari di Garut, dan tinggal di Tangerang. Aktif di Komunitas Penyair Perempuan  Indonesia (PPI). 
Buku karya tunggalnya; KANAYA 2019, HIKAYAT TANAH JAWARA 2018, KIDUNG CISADANE 2016, PANGGIL AKU LAYUNG.  Novel 2015, A YIN  kumpulan cerpen 2014, TANAH ILALANG DI KAKI LANGIT 2014, GEMULAI TARIAN NAZ,  Jejak sajak 2011. Penghargaan yang diraihnya; Anugerah 5 buku puisi terbaik YHPI 2016, Anugerah Acarya Sastra bagi Pendidik  dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud  2017, Penghargaan 14 Buku terpuji YHPI 2018, Anugerah 5 buku puisi terbaik YHPI 2019.