Webinar “Gangguan Kecemasan vs Depresi: Bedakan Gejala dan Penanganannya” Sukses Digelar

Selasa, 27 Mei 2025

PEKANBARU (Sunting.co.id) - Sekelompok mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Islam Riau (UIR) melaksanakan webinar bertema “Gangguan Kecemasan vs Depresi: Bedakan Gejala dan Penanganannya”, Minggu 25 Mei 2025. Kegiatan yang daksanakan secara online melalui Zoom Meeting ini terbuka untuk mahasiswa dan masyarakat dan diikuti oleh 39 peserta.

Webinar ini menghadirkan dr. Yoseva Hotnauli, Sp.KJ, sebagai narasumber utama. Beliau merupakan seorang Dokter Spesialis Kejiwaan lulusan Universitas Sumatera Utara dan anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI).

Dalam pemaparannya, dr. Yoseva membahas secara mendalam mengenai perbedaan antara gangguan kecemasan (ansietas) dan depresi, baik dari segi gejala maupun pendekatan penanganannya.

Materi dimulai dengan pembahasan gangguan kecemasan, yaitu gangguan jiwa yang muncul akibat ketidakmampuan individu menghadapi stres. Dibahas pula jenis-jenisnya seperti gangguan panik, gangguan cemas menyeluruh, fobia, obsesif-kompulsif, dan hypokhondrik.

Gejala yang muncul dapat berupa detak jantung cepat, sesak napas, gelisah, hingga gangguan tidur dan fungsi seksual. Penanganannya dapat berupa psikoterapi dan obat anti-cemas.

Selanjutnya, dr. Yoseva menjelaskan tentang depresi sebagai gangguan suasana hati yang ditandai perasaan sedih mendalam dan kehilangan minat. Gejala utama meliputi mood depresi, kelelahan, dan anhedonia (kehilangan kesenangan), serta gejala tambahan seperti gangguan tidur, nafsu makan, konsentrasi, hingga munculnya pikiran bunuh diri. dr.Yoseva  juga menjelaskan klasifikasi depresi mulai dari ringan hingga berat dengan gejala psikosis.

Penanganan depresi dapat melalui terapi farmakoterapi  dan terapi non farmakologi contohnya: psikoterapi seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) atau terapi kejut listrik Electrokonvulsive Therapy (ECT) pada kasus tertentu.

Acara ini berlangsung interaktif dan informatif, dimulai dengan pembukaan oleh MC, penyampaian materi oleh narasumber, sesi tanya jawab yang aktif, sesi foto bersama, dan ditutup dengan penuh antusiasme.

"Peserta mendapatkan wawasan baru tentang pentingnya mengenali gejala gangguan mental serta kapan harus mencari bantuan profesional," kata Ketua Panitia, Ahna  Shofy.

Dari berlangsungnya kegiatan ini, lanjut Ahna, diharapkan para peserta mendapatkan wawasan baru tentang pentingnya mengenali gejala gangguan mental serta tahu untuk kapan harus mencari bantuan professional dan diharapkan juga agar kegiatan ini mampu meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kesehatan mental, serta membantu menurunkan stigma terhadap gangguan jiwa di lingkungan sekitar.(*)