Sanggar Seni Budaya Linayungan, Malako Kociak, Desa Tanjung Beringin, Kampar Kiri Hulu tampil memukau pada iven Bele Kampung di Buluhcina, Rabu (3/4/2024). FOTO SUNTING
KAMPAR (Sunting.co.id) - Sanggar Seni Budaya Linayungan Kenegerian Malako Kociak, Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar mengikuti iven Bele Kampung yang dilaksanakan Yayasan Begawai Riau Independen, di Desa Buluhcina, Kabupaten Kampar, 1-3 April 2024.
Bele Kampung merupakan iven seni berupa musik tradisi yang dilaksanakan Begawai melalui Dana Indonesiana. Selain KSB Linayungan dari Kenegerian Malako Kociak, tampil juga dalam iven ini berbagai suku pedalaman di Riau. Di antaranya Suku Sakai, Suku Talang Mamak, Suku Laut, Suku Anak Rawa dan beberapa lainnya.
Pada kesempatan ini, Sanggar Linayungan membawakan pentas kolaborasi. Ada Batimang, Oguong, Inang Majapuok Padi dan Silat Bungo. Pertunjukan yang diberi judul Pesan Dari Hulu ini mampu membuat penonton yang memenuhi sisi depan, kanan dan kiri panggung tersebut, berdecak kagum.
"Persembahan dari Sanggar Linayungan sangat menarik. Campur. Semua ada. Ada musik tradisi, sastra lisan dan silat yang semuanya menunjukkan kearifan lokal Kenegerian Malako Kociak di Rimbang Baling," kata Anto, Kepala Desa Buluhcina di sela-sela acara.
Sanggar Seni Budaya Linayungan berdiri sekitar 21 September 2023. Meski belum genap satu tahun, Linayungan telah tampil beberapa kali di iven besar. Di antaranya malam puncak peluncuran buku puisi berjudul Aku Malako Kociak di Pekanbaru yang dihadiri perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Lingkungwn (KLHK), NGO, seniman budayawan, aktivis dan penggiat lingkungan serta tampil di beberapa iven lainnya.
"Ahamdulillah, masyarakat senang kami bisa tampil di Buluhcina, tapi kami lebih bahagia karena bisa hadir di acara Bele Kampung. Di sini kami belajar agar ke depan bisa lebih eksis dan lebih baik lagi," kata Nasrun, Ketua Sanggar Seni Budaya Linayungan.
Selain Nasrun sebagai pesilat, ikut tampil di iven Bele Kampung ini penasehat Linayungan, Frozen, anggota Linayungan yakni Taufik, Cinto dan Nursiyah.
"Yang paling bahagia mengikuti iven Bele Kampung ini adalah kami jadi kenal seniman-seniman dari semua suku pedalaman di Riau dan menyaksikan kekayaan budaya masing-masing. Semoga keberadaan masyarakat adat di Riau bersama kearifan lokalnya bisa semakin terjaga dengan kegiatan-kegiatan seperti ini," kata Frozen.(*)