Kenduri Puisi Awal Tahun Rumah Sunting Bertabur Penyair Lintas Usia

Sabtu, 06 Januari 2024

Para penyair foto bersama usai Kenduri Puisi yang digelar Rumah Sunting Jumat (5/1/2024) di Pekanbaru.

PEKANBARU (Sunting.co.id) - Memasuki awal tahun 2024, Komunitas Seni Rumah Sunting menggelar Kenduri Puisi, Jumat (5/12). Kegiatan yang mengusung tema "Januari, Aku Penyair dan Kepenyairan" ini dihadiri banyak penyair dan seniman lintas usia dan provinsi. 

Founder sekaligus Pembina Rumah Sunting, Kunni Masrohanti, menjelaskan, Kenduri Puisi di awal Januari ini diharapkan bisa menjadi api semangat bagi seluruh penyair yang ada di Riau untuk terus mewarnai dunia kepenyairan di Riau dan Indonesia pada umumnya. 

"Mengapa ada tema tentang Januari, semoga awal tahun 2024 dan Kenduri Puisi ini jadi api semangat bagi para penyair untuk terus berkarya dan mewarnai dunia kepenyairan khususnya di Riau. Terus menerus, bertubi-tubi," kata Kunni di awal bincang santai yang juga dihadiri narasumber lain. 

Nara sumber lain itu adalah budayawan dan sastrawan Indoneaia Rida K Liamsi dan sastrawan muda Asqalani Eneste. Rida menyampaikan banyak hal tentang penyair dan kepenyairan, sedang Asqalani tentang proses kreatif dan perkembangan penyair muda di Riau. 

"Kalau bicara penyair, ya tentang kesungguhan. Tidak bisa tidak, harus sungguh-sungguh. Tidak bisa main-main kadang menulis puisi kadang tidak. Berani menjadikan puisi sebagian dari perjalanan hidupnya. Terus menerus. Ada proses yang berterusan," kata Rida malam itu. 

Asqalani pula mengulik tentang semangat penyair muda Riau dalam berkarya. 

"Terimakasih Rumah Sunting dan Kak Kunni yang sudah memberi ruang dan luang serta mikropon kepada Saya dengan hadir sebagai pembicara berdampingan dengan Datuk Rida. Saya tidak menyangka karena sebagai orang muda, jarang kami diberi kesempatan untuk berbicara seperti ini. Tapi kami tetap semangat,tetap berjuang dan menulis puisi-puisi di luar apakah kami akan diberi penghargaan atau tidak. Kami tetap semangat," kata Asqa dengan penuh semangat sambil menyebutkan nama-nama penyair muda Riau yang mengharumkan nama Riau dengan jalan puisi di panggung perpuisian nasional. 

Dihadiri Penyair Aceh dan Jakarta
Kenduri Puisi Pertama di tahun 2024 ini juga dihadiri penyair dan seniman asal Aceh Fikar W Eda dan penyair seniman asal Jakarta Devie Matahari. Keduanya turut memberikan tanggapan dan membagikan pengalamannya di dunia kepenyairan 

"Soal penyair serta kepenyairannya, Riau jangan diceritakan lagi. Memang begitulah adanya. Luar biasa. Kalau soal anak muda yang terus bergerak dan berjuang untuk unggul seperti yang diceritakan Asqalani, yang memang harusnya begitulah anak muda. Tapi yang jelas, pertemuan malam ini sangat kita rindukan bersama," kata Fikar. 

Sementara itu, Devie Matahari, pengemudi kuat Grup Musikalisasi Puisi Matahari Indoneaia yang juga anggota Penyair Petrmpuan Indonesia (PPI), berbagi kisah tentang perjalanan kepenyairan dan kesenimanannya yang diwarisinya dari orang tua. Devie mengaku, sejak umur lima tahun dia sudah dikenakan kepada penyair-penyair hebat, di antaranya Sutardji Calzoum Bachri. 

Malam Itu Devie bersama suaminya Fikar, tampil memukau dengan musikalisasi puisi tentang kopi. Hujan sejak petang yang menjadi gerimis tengah malam itu menjadi simpul-simpul kerinduan yang harus diuraikan pada pertemuan Kenduri Puisi berikutnya. Apalagi diiringi dengan degup degap puisi dari setiap penyair dan pembqca puisi dari banyqk usia, salah satunya Keke binti Icamp Dompas yang membuat hadirin berdecak kagum karena keseriusannya membaca puisi.(*)