Kunni Masrohanti Sebut Pulang ke Kampung Tradisi Bukan Pulang Biasa

Selasa, 01 Agustus 2023

Kunni Masrohanti (tas biru) bersama anggota Penyair Perempuan Indonesia (PPI) saat Pulang ke Kampung Tradisi Baduy, Sabtu (29/7/2023). FOTO IST

BANTEN (Sunting.co.id) - Sabtu (29/7/2023), puluhan perempuan yang tergabung dalam Penyair Perempuan Indonesia (PPI) menjelajahi perkampungan Baduy di Provinsi Banten. Mereka menyebut kegiatan ini dengan Pulang ke Kampung Tradisi. 

Ketua Penyair Perempuan Indonesia (PPI) Kunni Masrohanti menjelaskan, Pulang ke Kampung Tradisi yang merupakan kegiatan tahunan PPI bukan sekedar Pulang atau bukan Pulang biasa. Tapi pulang untuk turut bersama menjaga, melestarikan dan mewariskan nilai-nilai luhur kearifan lokal suatu daerah. 

Hal yang membuat tidak biasa lagi, mereka mendokumentasikan kekayaan budaya itu dalam karya puisi, terkhusus lagi tentang tradisi yang berkaitan langsung dengan perempuan. Pulang ke Baduy ini merupakan pulang ketiga. Sebelumnya, mereka pulang ke Kota Garut Jawa Barat dan Yogyakarta. 

"Pulang ini bukan sekedar pulang, tapi pulang untuk turut menjaga, merawat, melestarikan, mengembangkan dan mendokumentasikan kekayaan budaya Indonesia melalui karya puisi, khusus lagi yang berkaitan dengan tradisi dan perempuan. Inilah cara kami. Jadi nanti teman-teman PPI yang ikut, sepulang dari Baduy harus menulis puisi  lalu kita bukukan seperti pulang ke Garut dan Jogja," jelas Kunni. 

Selama mengikuti kegiatan, peserta berdialog dengan masyarakat baduy, melihat dan merasakan langsung kehidupan mereka. Peserta juga membaca puisi secara bergantian selama berada di lokasi. 

Rombongan melakukan perjalanan ke Kampung Baduy luar sampai ke Kampung Gazebo atau perbatasan Baduy luar dan Baduy dalam. Perjalanan yang harusnya hanya memakan waktu dua jam, di kaki PPI menjadi lebih lama. Perjalanan yang dimulai pukul 07.00 WIB itu baru berakhir 14.30 WIB. 

Kunni menyebutkan bahwa ini bukan perjalanan biasa. Semua peserta riset kecil-kecilan dengan melakukan observasi, wawancara bahkan ikut melakukan berbagai kegiatan yang dilakukan masyarakat Baduy ketika itu, seperti memasak, menjemur pakaian dan sebagainya. 

"Dengan observasi, wawancara dan ikut merasakan langsung apa yang dilakukan masyarakat Baduy ini, khususnya oleh kaum perempuannya, semoga akan menambah matang karya-karya puisi yang akan dilahirkan nantinya," sambung Kunni. 

Waktu 24 jam di Baduy, sangatlah singkat untuk mengetahui dan meresapi keunikan dan kekayaan kearifan lokal masyarakat Baduy. Maka, kata Kunni, Pulang ke Kampung Tradisi ini hanya pembuka. Setelahnya, seluruh peserta diharapkan bisa melakukan penelitian lebih mendalam lagi secara perseorangan sehingga betul-betul memahami kekayaan budaya masyarakat Baduy dan akan muncul dalam karya-karya puisi sebagai bentuk pewarisan. 

"Puisi yang ditulis dan akan dibukukan secara bersama oleh seluruh peserta Pulang ke Kampung Tradisi ke Baduy ini diharapkan bisa menjadi salah satu bentuk pendokumentasian yang merekam kekayaan masyarakat Baduy saat ini. Inilah cara kami menjaga dan mewariskan kekayaan budaya Indonesia, dengan  jalan puisi. Semoga tenaga, fikiran, materi dan waktu yang diluangkan dan dicurahkan oleh seluruh anggota PPI dengan datang langsung ke Baduy ini, bermanfaat bagi bangsa dan menjadi amal jariah. Terimakasih keluargaku, PPI luar biasa," kata Kunni lagi. 

Puluhan anggota PPI yang mengikuti kegiatan ini berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Antara lain Aceh, Riau, Lampung, Jambi, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Yogyakarta, dan Jawa Timur. 

"Alhamdulillah, kegiatan berjalan lancar  aman dan bahagia, meski ada beberapa yang mengundurkan diri menjelang hari H karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Peserta tahun ini beragam usia. Ada yang milenial dan ada yang di atas 60 tahun. Luar biasa. Mereka semua bisa menyelesaikan perjalanan dengan baik meski kondisi lapangan di perkampungan Baduy berupa bebukitan yang cukup terjal. Semoga tahun depan akan lebih banyak lagi," ujar koordinator kegiatan Pulang ke Kampung Tradisi, Rini Intama. 

Ulandari, peserta Pulang ke Kampung Baduy asal Aceh mengungkapkan rasa bangga dan bahagianya mengikuti kegiatan tersebut. 

"Ini kali pertama Saya mengikuti kegiatan Pulang ke Kampung Tradisi PPI. Luar biasa dan sangat mengesankan. Meski Saya yang paling muda, tapi Saya tidak merasa kecil di tengah peserta yang lain. Saya dianggap sama seperti mereka, Saya dianggap kawan, sahabat, dan disayang, sangat asyik dan menyenangkan," aku Ulan yang datang langsung dari Aceh.(+)