Pentingnya Literasi Digital dalam Dunia Pendidikan Masa Kini

Selasa, 20 Juni 2023

Rimayanti Nur Utami

Pentingnya Literasi Digital dalam Dunia Pendidikan Masa Kini 

Oleh: Rimayanti Nur Utami 

ISTILAH “literasi digital” yang tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita saat ini, merupakan istilah yang bisa dibilang cukup baru dan muncul bersamaan dengan banyaknya penggunaan gadget serta koneksi internet pada masyarakat, khususnya generasi muda. Namun, penggunaan gadget dan internet dalam keseharian saat ini telah merambah ke seluruh kalangan masyarakat, baik itu anak-anak hingga lanjut usia. Hal ini kemudian menjadi sangat penting untuk diperhatikan karena dengan munculnya istilah “literasi digital”, manusia mulai dituntut untuk memiliki gadget serta mengikuti perkembangan informasi di dalamnya. Bahkan, bagi mereka yang tidak turut serta mengikuti perkembangan ini akan mendapat istilah khusus seperti istilah “kudet” atau kurang up to date. 
Secara umum, literasi digital ini merupakan sebuah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi yang berasal dari berbagai sumber digital (Erlianti dan Ardoni, 2019). Oleh karena itu, setiap hal yang terjadi sehari-harinya, kini mulai mudah diakses melalui media digital, seperti untuk memperlancar komunikasi, mudahnya akses informasi, serta mudahnya bertransaksi. Dengan begitu, masyarakat juga dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan tersebut. Namun, media digital yang kita kenal ini juga memiliki ancaman serta tantangannya sendiri, seperti rentan untuk mengalami kebocoran data, cyber crime, peretasan, dan lain sebagainya. Maka dari itu, literasi digital ini akhirnya dinilai penting untuk disosialisasikan lebih jauh kepada seluruh kalangan masyarakat karena literasi digital ini juga berkaitan dengan kemampuan untuk memahami informasi, mengevaluasi dan mengintegrasi informasi dalam berbagai format yang tersaji dalam ruang digital secara lebih kritis (Cahyani, Ilhamsyah, dan Mutiah, 2021). 
Salah satu penerapannya, literasi digital dalam proses pembelajaran anak sekolah kini mulai banyak muncul di permukaan dan menjadi perhatian masyarakat sejak masa pandemi Covid-19 pada tahun 2020 yang lalu. Dengan mewabahnya virus Covid-19 ini, seluruh kalangan masyarakat baik itu masyarakat yang masih sekolah, mahasiswa, maupun yang bekerja mulai menggunakan media digital untuk melakukan pekerjaan mereka melalui pertemuan daring dengan aplikasi zoom, google meeting, webex, dan lain sebagainya. Tentu hal ini menjadi dorongan yang lebih kuat lagi bagi masyarakat khususnya pelajar dan pekerja untuk mampu menguasai literasi digital dan teknologinya secara lebih efektif.
Pada penerapannya terhadap kelompok pelajar sendiri, baik itu di tingkat SD, SMP, ataupun SMA, literasi digital ini mulai banyak diupayakan untuk mampu diterapkan di setiap pembelajaran. Hal ini dikarenakan literasi digital dalam pendidikan akan mampu meningkatkan keterampilan pada peserta didik dan melatih pendidikan karakter dalam diri mereka. Keterampilan ini meliputi keterampilan kognitif, motorik, dan juga emosional (Nisa, Hidayati, dan Wahyuningsih, 2023). Selain itu, termuat juga beberapa elemen dalam pengembangan literasi digital yang oleh Kemendikbud dinilai mampu mengembangkan kualitas dalam pembelajaran. Elemen tersebut adalah budaya, konstruktif, kognitif, komunikatif, percaya diri dan tanggung jawab, kreatif, kritis, dan sosial.
Selain itu, Kemendikbud pun juga menyebutkan akan adanya tiga lingkungan utama di dalam pembentukan literasi digital ini, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Seiring dengan hal tersebut, Hobbs (dalam Nisa, Hidayati, dan Wahyuningsih: 2023) juga menjelaskan akan adanya lima kompetensi di dalam literasi digital ini. Kompetensi yang pertama adalah tentang akses, kemudian analisis dan evaluasi, penciptaan konten atau create, refleksi, dan aksi. Semua kompetensi ini sangat berkaitan satu sama lain dan perlu keseimbangan dari semua kompetensi untuk mampu menciptakan literasi digital yang berkualitas. 

Literasi digital dalam penguatan pendidikan karakter
Penerapan dari adanya gerakan literasi digital juga dinilai semakin penting, karena literasi digital ini akan menjadi faktor penguat pendidikan karakter pada peserta didik. Seperti yang telah diketahui, bahwa pendidikan karakter ini memiliki enam pilar utama, yaitu kewarganegaraan, keadilan, kepercayaan, tanggung jawab, kepedulian, dan juga rasa respek. Dengan adanya literasi digital beserta kelebihannya dalam pemanfaatan teknologi ini, keberhasilan dalam target pencapaian penguatan karakter akan lebih mudah terlaksana.
Dengan adanya literasi digital, kita mampu untuk memaksimalkan keberadaan teknologi melalui pencarian bahan bacaan yang beragam dan tidak terbatas, mampu memanfaatkan waktu secara lebih efektif dan efisien, lebih praktis karena bisa dilakukan di mana saja, dan lain sebagainya. Dengan pembelajaran melalui literasi digital, wawasan yang didapatkan oleh peserta didik juga akan lebih luas, karena tidak hanya bergantung pada bahan bacaan fisik atau buku. Namun, mereka juga akan mulai mampu mengakses internet untuk mencari segala sumber pembelajaran, melalui bermacam-macam platform.
Tidak hanya mendukung kemampuan individu dalam mencari dan menggunakan teknologi digital, namun seperti yang terkandung dalam makna literasi, literasi digital ini akan mendukung kemampuan individu juga dalam hal memahami konten, mendistribusikannya, memilah informasi yang akurat dan tidak, membuat konten, bahkan melakukan inovasi di dalam media digital tersebut. Artinya, kemampuan-kemampuan ini juga akan membantu setiap individu atau peserta didik dalam bersosialisasi secara digital dan mengolah dan mengatur informasi, sehingga akan melatih pembentukan karakter melalui hal-hal tersebut. 

Literasi digital, anak, dan orang tua
Berbicara mengenai literasi digital di kalangan pelajar atau lingkungan sekolah, tentu juga akan erat kaitannya dengan pihak orang tua. Dalam pendidikan saat ini, di mana program literasi digital mulai banyak dicanangkan, peran orang tua di dalamnya juga akan sangat penting. Peran dari orang tua ini dinilai sangat penting, mengingat dengan adanya praktik literasi digital, perangkat selular seperti gadget menjadi sangat penting. Apabila gadget ini diberikan kepada peserta didik tanpa pengawasan, dikhawatirkan mereka justru akan kecanduan dan tidak bisa lepas dari gadget. Hal ini dikarenakan seringkali pemakaian gadget akan menimbulkan distraksi-distraksi yang membuat anak lebih senang bermain dengan gadget dibandingkan bermain dan bersosial dengan dunia luar.
Oleh karena itu, dalam penggunaan gadget sebagai salah satu perangkat pembelajaran literasi digital, orang tua perlu dengan seksama mengamati dan mengawasi penggunaan gadget oleh anak-anak mereka. Namun, selain melakukan pengawasan terhadap penggunaan gadget, dalam literasi digital ini orang tua juga diminta untuk mampu belajar bersama dalam mencari sumber bahan bacaan. Artinya, orang tua juga harus mampu mencari, memilah, dan menilai mana sumber informasi yang valid, terpercaya, dan legal. Hal ini juga kemudian akan mampu melindungi anak-anak dari berbagai dampak negatif yang ada seperti cyber crime, peretasan, pencurian data, dan lain sebagainya. 
Lebih dari itu, fenomena yang ada saat ini banyak menunjukkan akan munculnya konsep literasi digital keluarga. Konsep literasi digital keluarga ini menjadi sebuah konsep lebih lanjut dari pentingnya orang tua dalam mengawasi penggunaan media informasi digital bagi anak-anak. Artinya, di sini peran keluarga selain dari orang tua seperti kakak atau adik juga penting untuk dapat bekerja sama dalam menciptakan pemahaman akan literasi digital yang positif. Keluarga baik itu keluarga inti atau keluarga dekat yang lain di sini juga sangat berperan penting dalam memberikan contoh serta pemahaman akan penggunaan teknologi digital dengan sebaik-baiknya. 

Pembelajaran inovatif melalui kegiatan literasi digital
Dalam proses pembelajaran secara langsung, khususnya di sekolah, banyak sekali alternatif kegiatan yang berkaitan dengan adanya penggunaan literasi digital ini. Fenomena ini sudah mulai banyak ditemukan dan dipraktikkan oleh guru-guru dalam memberikan pengajaran di kelas. Adapun hal ini juga mulai banyak diterapkan sejak pembelajaran dilakukan secara daring di masa pandemi Covid-19. Akhirnya, literasi digital ini juga mampu berfungsi sebagai sarana komunikasi antara siswa dan guru selama pembelajaran daring, menjadi perantara yang digunakan dalam pembelajaran, menjadi sebuah alat atau teknik untuk menyampaikan materi, dan sebagainya. 
Penggunaan media digital dalam proses literasi ini juga dapat dilakukan dengan berbagai macam alternatif, seperti melihat penjelasan materi melalui Youtube, membuat konten audio visual, mencari sumber informasi melalui website terpercaya, memanfaatkan platform seperti google form, google classroom, quizizz, canva, dan lain sebagainya. Pemanfaatan platform-platform seperti ini tentu akan menjadi suatu pengalaman yang baru bagi peserta didik dan akan mampu meningkatkan pola pikir kritis, kreatif, dan inovatif bagi mereka.
Seperti sebuah wawancara yang telah dilakukan pada seorang siswi di salah satu menengah pertama wilayah Kabupaten Sleman berinisial L (13 tahun) yang mengatakan bahwa dengan adanya tugas dari bapak/ibu guru berupa makalah, pembuatan power point, dan lainnya, membuat pembelajaran terasa lebih seru dengan nuansa yang baru dan mampu membuatnya berlatih untuk mencari informasi-informasi mana saja yang valid untuk dimasukkan, mencari sumber yang terpercaya, serta mampu melihat sebuah fenomena dari banyak sudut pandang. 
-----
Dari gambaran tersebut, kehadiran fenomena literasi digital ini mungkin sudah banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari dan pada faktanya hal itu memang sangatlah penting. Dalam industri media saat ini, literasi digital seakan-akan sudah menjadi hal yang wajib dikuasai bagi setiap orang yang terjun dalam bidang tersebut. Oleh karena itu, melihat perkembangan zaman yang sangat cepat dan modern ini, pembelajaran mengenai literasi digital mulai banyak diterapkan kepada masyarakat sejak pendidikan dasar atau menengah. Melalui pengaplikasian literasi digital menggunakan berbagai media baik audio, visual, maupun audiovisual, diharapkan peserta didik mampu berlatih dalam membangun pikiran yang kritis, kreatif, dan inovatif. Hal ini akan memberikan pelatihan pula kepada mereka tentang pemahaman mencari informasi yang baik dan positif, memilah informasi, membedakan sumber bacaan yang legal dan illegal, serta lain sebagainya. Namun, tentu dalam penerapan literasi digital sebagai media pembelajaran ini peran orang tua dan keluarga untuk mengawasi dan memantau sangatlah penting. Mengingat, dalam penggunaan media digital sebagai literasi ini, selain berbagai kelebihan yang termuat, ancaman dan tantangan seperti pencurian data, penipuan, cyber crime, dan bahaya lain juga masih sangat mudah untuk ditemui. 


Sumber Referensi:
Cahyani, V., Ilhamsyah, I., & Mutiah, N. (2021). Analisis tingkat literasi digital pada generasi Z dengan menggunakan digital competence framework 2.1 (studi kasus: mahasiswa FMIPA UNTAN). Coding Jurnal Komputer Dan Aplikasi, 9(01), 1-11.
Erlianti, G., & Ardoni, A. (2019). URGENSI LITERASI DIGITAL UNTUK GENERASI Z: STUDI KASUS SMPN 4 PALEMBAYAN, KABUPATEN AGAM. Nusantara Journal of Information and Library Studies (N-JILS), 2(2), 189-204.
Nisa, N., Hidayat, N. A. S. N., & Wahyuningsih, Y. (2023). Penguatan Pendidikan Karakter melalui Literasi Digital di Sekolah Dasar. Journal on Education, 5(2), 2457-2646.

Profil Singkat Penulis: 
Merupakan seorang mahasiswi Universitas Gadjah Mada yang berasal dari Fakultas Ilmu Budaya, Program Studi Antropologi Budaya yang saat ini sedang duduk di bangku semester enam. Memiliki minat di dalam bidang ilmu pengetahuan sosial, kemasyarakatan, budaya, riset, dan pengembangan ilmu pengetahuan lainnya.