Di Hadapan Kerabat Kesultanan Negeri Sembilan, Raja Rantau Kampar Kiri; Inilah Satu-satunya Istana yang Tidak Berpagar

Senin, 12 Juni 2023

Raja Rantau Kampar Kiri bersama Kerabat Kesultanan Negeri Sembilan Malaysia di depan Istana Darussalam, Gunung Sahilan, Kampar, Minggu (11/6/2023). FOTO SUNTING

KAMPAR (Sunting.co.id) - "Setahu Saya  inilah satu-satunya istana yang tidak berpagar. Ada pacarnya, tapi lihatlah. Hanya di bagian depan saja, dan tidak layak." 

Kata-kata ini meluncur begitu saja dari bibir Duli Yang Mulia Raja Kerajaan Rantau Kampar Kiri H Tengku Muhammad Nizar di depan Kerabat Kesultanan Negeri Sembilan Malaysia Dt Seri Diraja Mohammad Ramzi yang berkunjung ke aistana Darussalam Gunung Sahilan, Minggu (11/6/2023). 

Selain bersilaturahmi, kedatangan kerabat Kesultanan Negeri Sembilan ini juga untuk menjalin kerjasama pemajuan dan pengembangan ekonomi, budaya dan pariwisata di wilayah Kerajaan Rantau Kampar Kiri. Tak heran jika Raja Kerajaan Rantau Kiri langsung menyambut dengan berbagai program dan Rencana kerja. 

Kedatangan Kerabat Kesultanan Negeri Sembilan disambut gembira oleh segenap.keluarga besar Kerajaan Rantau Kampar Kiri. Silaturahmi diawali dengan saling sapa dan salam, pemutaran video dokumenter sejarah yang berkait kelindan antara Kerajaan Rantau Kampar Kiri dengan Kesultanan Negeri Sembilan, makan siang bersama, dan survei sumber air panas yang berada lumayan jauh dari kawasan istana. 

"Selamat datang kami ucapkan kepada kerabat Kesultanan Negeri Sembilan adinda Mohammad Ramzi dan rekan-rekan yang datang ke Istana Darussalam Gunung Sahilan," sambung Yang Mulia Dipertuan Agung H Tengku Nizar lagi. 

Selain kerabat Kesultanan Negeri Sembilan, silaturahmi ini juga dihadiri Masyarakat Adat Melayu Kota Dumai, Raja Rantau Anak 8 Sitingkai dan rombongan, Ketua Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR), Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kampar dan Siak, serta tokoh masyarakat Riau lainnya. 

Pada kesempatan itu, Yang Dipertuan Agung Tengku Muhammad Nizar juga menyampaikan kondisi istana sebagai cagar budaya, termasuk master plane rencana pembangunan kawasan istana ke depanya serta potensi wisata lainnya. Kondisi ini lebih disampaikan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar. 

Kerabat Kesultanan Negeri Sembilan Mohammad Bin Zamri terlihat akrab dengan riang. Sejak datang ia selalu menyapa siapa saja yang didekatnya lalu bercengkerama. Begitu juga dengan Duli Yang Mulia Raja. 

"Saya sangat bangga hari ini boleh duduk di dalam istana ini. Sebab, sudah lama saya hendak berkunjung dan bersilaturahmi ke kerajaan ini. Alhamdulillah hari ini sampai. Dan bahagianya Saya sebab disambut kerabat istana yang begitu ramah," katanya. 

Ketua FKPMR Dr drh Chaidir yang hadir juga menyampaikan eluan sekaligus harapan. Ia mengaku baru sekali ini duduk di dalam istana dan merasa kagum dengan istana abad 17 yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. 

"Masyaallah. Saya sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Tuanku Raja Gunung Sahilan yang telah menerima kami di istana ini. Ini suatu kebanggaan bagi Saya, sekaligus harapan besar agar kelak kerajaan ini tampil lebih baik di mata dunia," kata Chaidir. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kampar Akhyar Nur SE MSi, menyambut baik pertemuan sekaligus silaturahmi dan diskusi tentang pengembangan ekonomi, budaya dan pariwisata di wilayah Rantau Kampar Kiri, khususnya di sekitar kawasan Istana Darussalam Gunung Sahilan. 

"Insyaallah ini menjadi perhatian kami. Istana ini tanggungjawab kita bersama di Kampar, bahkan Riau. Semoga ada solusi untuk semua permasalahan yang dihadapi," katanya. 

Selain menonton film dokumenter tentang Kerajaan Gunung Sahilan, segenap tamu yang datang juga disuguhi dengan film dokumenter tentang kearifan lokal yang masih utuh dan dilaksanakan di wilayah Rantau Kampar Kiri. Salah satunya video tentang Semah Rantau di Malako Kociak persembahan Komunitas Seni Rumah Sunting. Kunni Masrohanti yang juga pimpinan komunitas ini menarasikan film dokumenter tersebut dengan gamblang. 

Selanjutnya, para tamu juga diajak menonton video.perjalanan tim ekowisata Kerajaan Rantau Kampar Kiri ke sumber air panas di Sungai Ayyu Angek, anak Sungai Tesso yang terletak sekitar 1 jam dari istana. Lagi-lagi, Kunni Masrohanti yang turut turun bersama tim ainnya menarasikan perjalanan yang dilaksanakan sehari sebelumnya. 

Usai pertemuan, tepatnya sehabis asar, Mohammad Zamri melakukan perjalanan ke air panas. Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam dengan  menggunakan sepeda motor dan disambung dengan berjalan kaki di dalam hutan, Mohammad Zamri langsung terjun ke sungai dan berendam.(*)