Buku "Meneroka Kampar" oleh IPRY - Komisariat Kampar Diluncurkan Dalam Kegiatan "Malam Kemenangan"

Selasa, 30 Mei 2023

Suasana saat peluncuran buku puisi berjudul Meneroka Kampar dalam kegiatan Malam Kemenangan, Selasa (29/5/2023) di Taman Budaya Yogyakarta. FOTO IST

YOGYAKARTA (Sunting.co.id) - Buku kumpulan puisi karya penyair Indonesia berjudul "Meneroka Kampar", diluncurkan, Senin (29/5/2023) di Taman Budaya Yogyakarta yang dibungkus dalam kegiatan Malam Kemenangan. Buku yang berisi puisi bertema Kampar ini lahir berkat kerjasama Ikatan Pelajar Riau Yogyakarta Komisariat Kampar (IPRY-KK) dan Sanggar Batobo serta Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kampar.

Lahirnya buku ini diapresiasi oleh Pj Bupati Kampar Muhammad Firdaus, SE, MM yang diwakili oleh Kaban Bappeda Kampar Bapak Ardi Mardiansyah, S.STP, M.Si saat memberikan pengarahan pada acara peluncuran buku tersebut. 

Hadir pada kesempatan itu Staf Ahli Gubri  Yurnalis Basri S. Sos M. Si, , Kadis Pariwisata dan Budaya Kampar Bapak Akhyar Nur, Kadis Perpustakaan dan Arsip Kampar Ibunda Elis Suryani, SE, Mak kuni Ketua Penyair Perempuan Indonesia (Kurator),  Ketua IPRY dan Ketua 12 Kabupaten Kota, Ketua Panitia beserta panitia, Pengurus IPRY-KK, Seluruh Hadirin yang berbahagia. 

"Saya PJ Bupati Kampar mewakili seluruh masyarakat Kabupaten Kampar mengapresiasi dan mendukung kegiatan Malam Kemenangan dan launching buku “Menorka Kampar". Buku ini berisi kumpulan puisi sebagai wadah yang menceritakan keindahan dan kearifan Kabupaten Kampar yang berdiri di atas negeri Serambi Mekahnya Riau, sebuah negeri yang kental akan adat budaya dan kearifan lokal serta beragam keindahan alam sehingga nantinya dapat dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia khususnya di Riau dan Kabupaten Kampar Sendiri," Kata Ardi Mardiansyah menyampaikan pesan Pj Bupati Kampar Muhammad Firdaus. 

Ditambahkan Ardi Mardiansyah, Kabaputen Kampar yang terdiri dari 21 Kecamatan dan 250 desa/kelurahan merupakan wilayah yang terkenal dengan kentalnya adat istiadat dan berbagai seni budaya. 

"Masyarakat Kabupaten Kampar dalam menjalani kehidupan mempunyai falsafah tigo tungku sarojangan di mana pemerintah bersama Forkopimda secara bersama-sama dengan tokoh adat, ninik mamak dan tokoh agama bergandengan dalam menyatukan visi dan misi untuk membangun negeri," kata Ardi lagi. 

Selain itu juga tambah, Ardi Mardiansyah, masyarakat Kabupaten Kampar diperkuat dengan falsafah adat yakni  "adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, yang artinya hukum adat berdasarkan hukum agama, hukum agama berdasarkan Alquran. 

"Kami yakin jika hal ini selalu kita terapkan dalam sisi keseharian dalam menjalankan setiap akitivitas, Insyaallah Kampar akan menjadi negeri “baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur “ negeri yang mengumpulkan kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya, Kami juga berharap semoga buku ini sebagai pembuka mata dan hati dalam mengembangkan dan melestarikan kearifan lokal bagi generasi mendatang," tutup Ardi. 

Sementara Itu Gubernur Riau yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Riau Yunasril Basri, menyatakan, Kampar merupakan negeri yang beradat dan agamis yang dipegang erat masyarakat hingga sekarang. 

"Maka untuk berkesinambungan hal ini diharapkan peran generasi muda yang tetap peduli terhadap keanekaragaman seni budaya, adat istiadat dan kehidupan agama yang tetap terpelihara," kata Yurnalis Basri. 

Sementara itu Ketua IPRY - Komisariat Kampar M. Rafsan menyatakan Malam Kemenangan dan peluncuran buku Meneroka Kampar merupakan program kerja terakhir Ikatan Pelajar Riau Yogyakarta Komisariat Kampar periode 2022/23. 

Malam Kemenangan dan peluncuran buku Meneroka Kampar sukses diselenggarakan dengan menampilkan berbagai penampilan kearifan lokal Kampar, seperti Basiacuong, Calempong, Musikalisasi Puisi tentang Kampar, Tari Kampar Maimbau dan Penampilan Drama tentang Adat Istiadat Kampar. 

"Dalam acara Malam Kemenangan ini juga diluncurkan buku puisi Meneroka Kampar yang merupakan program kerja departemen Seni Budaya dan Keolahragaan IPRY-KK berkerjasama dengan Sanggar Batobo dan Dispersip Kampar. Alhamdulilah acara ini ditutup dengan panggung penghargaan bagi para pemenang turnamen futsal KAMPAR CUP 2023 yang dijuarai oleh tim futsal IPRY Komisariat Pekanbaru," katanya. 

Ketua Panitia Didi Kardo, melaporkan bahwa kegiatan ini sudah berlangsung selama tiga hari  dimulai tanggal 27 dan berakhir tanggal 28 Mei. 

Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari penasehat IPRY Dr Taufik Mandailing, mengapresiasi sekaligus mengucapkan terima kasih atas diselenggarakan kegiatan yang sangat bermanfaat ini. 

Meneroka Kampar Digagas Muhammad Ade Putra dan Dikuratori Kunni Masrohanti 

Buku Meneroka Kampar ini berisi puisi karya 18 penyair dari berbagai Provinsi di Indonesia. Mereka adalah, Adenar Dirham (Yogyakarta), Adnan Sari Bite (Sulawesi Tengah), Agus Sanjaya (Jawa Timur), Amos (Jawa Barat), Ardhi Ridwansyah (Jakarta), Arif Billah (Jawa Tengah), Eko Ragil Ar-Rahman (Riau), Firman Wally (Maluku), Heza Hara (Riau), Lidya Reci (Bengkulu), Muhammad Ade Putra (Riau), Muhammad Sholeh (Riau), Mukhlis Muarif (Riau), Riska Widiana (Riau), Ruhan Wahyudi (Yogyakarta), Syifa Mufada Khairunnisyah (Banten), Tiyo Ardianto (Jawa Tengah), Vania Kharizma Satriawan (Jawa Tengah) 

Lahirnya buku ini digagas penyair muda Indonesia yang juga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM)  FIB jurusan Antropologi Budaya, Muhammad Ade Putra. Kata tata, gagasan ini muncul sudah sejak lama. 

"Sebenarnya gagasan untuk penerbitan buku puisi tentang Kampar ini sudah sejak lama. Bagi Saya, Inilah cara kami anak-anak muda Kampar berkontribusi bagi Kampar. Nyatanya, kontribusi ini juga melibatkan penyair muda dari berbagai daerah di Indonesia. Terimalah karya kami," kata Ade. 

Sementara itu, Kunni Masrohanti, sebagai kurator menyebutkan, mengurasi karya-karya puisi, menjadi lebih istimewa ketika tahu bahwa buku yang akan lahir -karena puisi-puisi ini-, digagas oleh anak-anak muda, milenial beride cemerlang; mahasiswa Kampar yang tergabung dalam IPRY-KK. 

"Ini, sebuah gagasan yang jarang adanya. Kerja-kerja yang tak biasa, dan upaya-upaya yang tak boleh dipandang sebelah mata. Bukan persoalan berapa banyak jumlah puisi yang harus dikurasi, tapi bagaimana ketika membaca puisi-puisi itu kening harus berkerut, dan berfikir panjang hingga ke malam larut. Ya, karena di dasarnya adalah diksi kuat penuh makna yang mengusung Kampar mendunia dengan kata-kata. Kampar bersinar dalam beribu tafsir ketika ditulis oleh tangan-tangan penyair dari berbagai penjuru tanah air," kata Kunni saat menyampaikan catatan kurator di panggung Malam Kemenangan itu(*)