Kunni Masrohanti bersama guru dan Kepala Perpustakaan SMKN 1 Bangkinang, Kabupaten Kampar. FOTO SUNTING
KAMPAR (Sinting.co.id) - Aktivis perempuan Riau, Kunni Masrohanti yang juga budayawan, pegiat literasi, seniman dan penulis, datang ke SMKN 1 Bangkinang Kabupaten Kampar, Rabu (1/3/2023). Bukan hanya belajar bersama siswa, tapi Kunni juga mengunjungi perpustakaam dan menyerahkan buku karyanya sendiri.
Kedatangam Kunni bersama timnya untuk memenuhi undangan sebagai narasumber kegiatan literasi. Kedatangan Kunni berawal dari perbincangan dengan salah seorang guru, yakni Catur Abdiyanto. Perbincangan akhirnya fokus pada keinginan bersama untuk melaksanakan kegiatan literasi. Karena Kunni dikenal sebagai penggags Literasi Konservasi di Riau, maka inilah yanh kemudian dipilih sebagai nama kegiatan.
Kegiatan ini diikuti peserta kelas XI dan XII. Mereka berkumpul dan duduk bersila di aula sekolah, menyimak materi yang dibentangkan Kunni melalui infokus. Meski begitu, interaksi, tanya jawab, terjadi begitu dekat, sehingha terasa santai dan akrab.
"Literasi bukan hanya baca, tulis mendengar dan bercerita. Tapi sangat luas, sampai kepada memahami lalu mengaplikasikan apa yang dia fahami itu dengan sikap. Konserbasi bukan hanya bicara hutan alam, tapi konservasi yang kami usung adalah alam dan budaya. Sebab, antara keduanya tidak bisa dipisahkan. Produk-produk kebudayaan seperti kearifan lokal, terjaga karena alamnya masih lestari," kata Kunni yang juga ketua Penyair Perempuan indonesia (PPI).
Lalu Kunni menceritakan hubungan erat antara alam dan budaya secara detil, termasuk produk kebudayaan seperti Semah Rantau, Bongkar Lubuk Larangan, Turun Mandi dan lain sebagainya.
"Kalau sungai rusak, airnya keruh, banjir dan bandang karena hutan gundul, Bongkar Lubuk Larangan sebagai produk kebudayaan juga tidak bisa dilakukan. Sebaliknya, Semah Rantau masih ada karena hutan masih terjaga. Jika sudah tidak ada hutan dan sungai menjadi dangkal, pasti lain lagi ceritanya. Ini hanya salah satu contoh. Maka harus kuat berliterasi agar faham. Apa yang dilakukan SMKN 1 Bangkinang dengan kegiatan literasi ini, sungguh sangat luar biasa," kata Kunni lagi.
Catur Abdiyanto, salah seorang guru yang mendampingi kegiatan tersebut sampai akhir, mengucapkan terimakasih atas kehadiran Kunni.
"Kami yang sangat senang atas kehadiran Bu Kunni dan Tim. Singkat, tidak lama-lama tapi mengena. Anak-anak jadi bertambah wawasan dan terbuka fikirannya agar lebih cinta kepada alam dan budayanya," kata Catur.
Usai kegiatan literasi di kelas, Kunni mengunjungi Perpustakaan Saleh Djasit yang ada di sekolah tersebut. Kunni disambut Kepala Perpustakaan, Hasminur atau yang akrab disapa Mino.
Disebutkan Mino, perpustakaan ini memiliki sekitar 10 ribu buku dengan 500 judul. Buku-buku didapatkan secara swadaya atau dari siapa saja yang mau menghibahkan bukunya. Termasuk Kunni yang datang dengan membawa buku karyanya sendiri dan diserahkan kepada pihak perpustakaan.
"Kami sangat bersyukur karena hari ini Bu Kunni datang ke sekolah kami. Banyak yang kami dapat dari beliau. Apalagi Saya secara pribadi sudah kenal Bu Kunni sejak kuliah. Sempat terkejut begiti tahu beliau akan datang. Bertambah pengalaman, bertambah silaturrahmi dan Saya sudah meminta Bu Kunni untuk bisa berkomunikasi dengan kami khususnya prmbinaan di bidang seni, kerena Bu Kunni ini selain penulis juga seniman Riau," katanya.
Sebelum meninggalkan perpustakaan, Kunni melihat karya anak-anak yang dipajang di dinding perpustakaan. Macam-macam. Ada lukisan, poster kemenangam lomba FLS2N dan masih banyak lainnya.(*)