Rumah Sunting Gelar Residensi Seniman Akhir Januari 2023 di Kampar Kiri Hulu

Ahad, 15 Januari 2023

DOC.SUNTING

PEKANBARU (Sunting.co.id) - Setelah melaksanakan helat Perayaan Hari Puisi Indoneaia di Riau akhir Desember lalu, Komunitas Seni Rumah Sunting kembali melaksanakan helat besar di awal tahun ini, yakni Residensi Seniman Riau (RSR) yang dilaksanakan 27, 28 dan 29 Januari mendatang.

Founder Rumah Sunting, mengatakan, kegiatan ini bakal melibatkan seniman dari berbagai cabang seni di Riau.

"Saya bersama pengurus dan segenap tim Rumah Sunting, menyepakati, Residensi Seniman menjadi program baru tahun ini. Maka tahun ini diawali dengan kegiatan tersebut. Insyaallah akhir Januari," kata Kunni.

Setidaknya ada tiga kegiatan dalam RSR2023 nanti, yakni, Seniman Memilih, Pertunjukan Seni dan Jelajah Budaya. Jika memungkinkan, juga akan dilaksanakan Diskusi Seni.

Kegiatan yang mengusung tema Eksplorasi Objek Kebudayaan Masyarakat Rimbang Baling Dengan Jalan Seni ini, akan melibatkan 16 seniman pilihan dari 8 cabang seni. Delapan cabang seni tersebut yakni, musik, teater, tari, rupa, puisi, cerpen, sastra lisan dan sinema.

"Saya bersama Rumah Sunting mengundang seniman Riau, khusus Riau, untuk bergabung di RSR2023 sesuai ketentuam dan persyaratan. Silakan follow Instagram Rumah Sunting dan semua ketentuan itu ada di sana," kata Kunni lagi.

Para seniman akan diajak melakukan observasi, kajian dan pendalaman objek kebudayaan yang ada di Kampar Kiri Hulu, persisnya Desa Tanjung Beringin, lalu mendokumentasikan dalam bentuk karya seauai cabang seni yang dipilih.

"Ujung kegiatan ini wajib ada karya sebagai dokumentasi apa yang sudah dikaji teman-teman seniman dengan objek kebudayaan yang ada di desa. Inilah cara kami, cara Rumah Sunting dan cara seniman berbuat, bergerak untuk turut memajukan kebudayaan di Riau sesuai amanah Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan," beber Kunni.

Saat ditanya mengapa Kampar Kiri Hulu menjadi lokasi pilihan Residensi Seniman Riau 2023, Kunni menjawab dengan panjang lebar.

"Kampar Kiri Hulu ini sudah seperti rumah kami. Sejak 2014 Rumah Sunting sudah melakukan berbagai kegiatan seni, budaya, literasi dan konservasi di sini. Yang lebih penting lagi, semua objek budaya ada di sini, bahkan 10 objek budaya yang disebut dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017, semua ada  di sini. Objek budaya ini bukan hanya dilestarikan sebagai warisan saja,  tapi ini potensi yang bisa diinovasi menjadi sumber ekonomi masyarakat melalui kreatifitas seni dan wisata," beber Kunni yang juga pegiat ekowisata.(*)