Perkuat Pemahaman, Rumah Sunting Gelar Jelajah Budaya di Hulu Subayang

Selasa, 27 Desember 2022

Tim Jelajah Budaya Rumah Sunting foto bersama tokoh adat pewaris Datuk Pagar Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Minggu (26/12/2022). FOTO SUNTING

KAMPAR (Sunting.co.id) - Di pengujung tahun 2022, Komunitas Seni Rumah Sunting melaksanakan program Jelajah Budaya, 24-26 Desember. Jelajah Budaya kali ini khusus hanya untuk keluarga besar Rumah Sunting sendiri atau tidak melibatkan orang lain sebagai peserta sebagaimana biasanya.

Desa Batu Songgan dan Tanjung Beringin, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, menjadi desa tujuan Jelajah Budaya. Desa yang berada dalam kawasan SM Rimbang Baling dan tepian Sungai Subayang ini, dinilai sangat tepat dijadikan tempat belajar untuk memperkuat pemahaman anggota Rumah Sunting terhadap kebudayaan dan kearifan lokal masyarakat yang ada di sana.

Basis aktivitas kebudayaan di kawasan ini juga menjadi alasan mengapa tempat ini menjadi pilihan. Tahun 2016, Rumah Sunting sudah melaksanakan kegiatan Kenduri Puisi di kawasan ini. Tahun 2018, Rumah Sunting juga melaksanakan Literasi Konservasi dengan melakukan pendampingan di tiga desa, yakni Aur Kuning, Ludai dan Kuntu.

Tahun 2018 dan 2019, dalam helat Jelajah Budaya sempena perayaan Hari Puisi Indonesia, Rumah Sunting juga membawa penyair Asia Tenggara ke Desa Tanjung Belit dan Muara Bio.

"Rumah Sunting berkosentrasi di bidang seni dan budaya. Untuk memperkuat pemahaman seluruh anggota, Jelajah Budaya khusus ini perlu dibuat agar pemahaman itu semakin tajam, pengetahuan semakin bertambah," kata Founder sekaligus Pembina Rumah Sunting, Kunni Masrohanti.

Disebutkan Kunni lebih lanjut, ada 9 desa di sepanjang Sungai Subayang yang masuk dalam kawasan konservasi SM Rimbang Baling. Tapi karena keterbatasan waktu, hanya Desa Tanjung Beringin dan Batu Songgan yang dijadikan lokasi Jelajah Budaya selama tiga hari tersebut

Selama kegiatan, tim Jelajah Budaya Rumah Sunting ini mengobservasi dan membaca berbagai kebudayaan dan kearifan lokal masyarakat di sana. Di antaranya, kebahasaan, sastra lisan, seni tradisi, permainan rakyat, olahraga tradisional, kuliner tradisi, adat nikah kawin, tekhnologi tradisional seperti pembuatan piaw atau perahu, sejarah, dan kehidupan masyarakat sungai.

Bukan hanya mengobservasi dan mecatat, tapi tim ini juga ikut dan merasakan langsung berbagai aktivitas kebudayaan dan kearifan lokal. Di antaranya menembak ikan di malam hari bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan pemuda setempat serta bermain calempong bersama pemusik calempong di sana.

"Pengalaman yang diperoleh dari membaca buku atau jejak digital, sangat berbeda dengan ketika turun langsung ke lapangan, berbaur dengan masyarakat. Pengalaman selama Jelajah Budaya yang meliputi banyak objek kebudayaan itu, diharapkan bisa memperkuat pemahaman seluruh anggota Rumah Sunting betapa pentingnya ketahanan budaya untuk Indonesia, sekaligus menjadi sumber inspirasi dalam karya-karya mereka," sambung Kunni.(*)