Kanal

Di Bukit Sakti, Masyarakat Desa Tanjung Beringin Ajak Rumah Sunting Bahas Wisata Alam dan Budaya

KAMPAR (Sunting.co.id) - Masyarakat Desa Tanjung Beringin mulai bergiat membangun wisata alam dan budaya. Dalam pelaksanaannya, masyarakat didampingi Rumah Sunting, komunitas  yang tunak bergerak di bidang seni dan budaya asal Pekanbaru.

Bukan hanya itu, Rumah Sunting juga menjalankan berbagai kegiatan yang fokus dalam pelestarian alam dan budaya. Di antaranya Literasi Konservasi, Jelajah Alam dan Budaya. Ditambah lagi bidang seni yang dinilai bisa membantu menggairahkan berkesenian di Desa Tanjung Beringin.

"Rumah Sunting ini tak asing lagi bagi kami. Di sana ada Kak Kunni yang sudah kami anggap sebagai saudara kami, keluarga kami, warga desa kami.  Yang kami tahu Kak Kunni pegiat alam dan budaya, aktif di bidang seni, budaya dan pariwisata  sering berkegjatan di Subayang. Karena desa kami desa budaya, desa adat, maka yang cocok wisata budaya. Kami perlu Kak Kunni untuk bersama-sama membangun wisata kami. Kalau wisata alam, lebih cocok lagi. Karena kak Kunni juga aktif di berbagai organisasi atau kelompok pegiat alam dan wisata alam," kata Ketua Pokdarwis Tanjung Beringin diwakili bendaharanya, Harun.

Hal ini disampaikan Harun saat masyarakat Desa Tanjung Beringin  melakukan pendakian bersama Rumah Sunting ke puncak Bukit Sakti atau disebut juga dengan Bukik Sati, Kamis (13/10/2022). Bukit Sakti merupakan salah satu tempat yang akan dikelola sebagai destinasi wisata alam dengan ketinggian sekitar 417 mdpl.

Ikut dalam pendakian tersebut sebanyak 27 orang. 24 orang dari masyarakat Desa Tanjung Beringin dan tiga lainnya tim Rumah Sunting, yakni Kunni Masrohanti selaku pendiri dan pembina Rumah Sunting, Yanda Rahmanto Ketua dan Muhammad Maulana Koordinator Jelajah Budaya.

Hadir dari masyarakat desa pengurus Pokdarwis, salah satunya Harun yang juga Kepala Dusun dan pernah menjabat sebagai ketua pemuda, unsur desa mulai kadus dan kaur, ketua pemuda Rizal dan anggota, tokoh masyarakat  Zein Udo, dan  mahasiwa Universitas Pahlawan yang sedang melaksanakan PPL.

Tim pendakian dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama berangkat pulul 15.30 dan tiba di lokasi pukul 16.00, kelompok kedua tiba pukul 19.30 dan kelompok ketiga tba di puncak pukul 23.00. Usai makan malam bersama, sambil menikmati suasana puncak yang dikelilingi lautan awan dan disinari cahya bulan temaram, semua yang hadir mendengarkan diskuai dan bincang santai yang dipandu Yanda Rahmanto.

Banyak hal yang dibincangkan. Mulai membangun semangat dengan memahami bagaimana bisa tampil sebagai desa wisata dan budaya yang mapan, masyarakatnya siap dan sadar wisata, objeknya tersedia, keamanan dan kenyamanan pengunjung dijamin, hingga regulasi yang mendukung rencana-rencana tersebut.

"Kami berharap bimbingan dan dukungan dari kak Kunni dan kawan-kawan rumah Sunting. Kami ini punya mimpi membangun desa dengn jalan pariwisata baik alam dan budayanya, tapi kami tak tahu bagaimana caranya. Bantulah kami," ujar Ketua Pemuda, Rizal pula.

Menanggapi keinginan itu, Kunni langsung menjawab tegas. Kata Kunni, tidak tepat jika bahasanya minta bimbingan, tapi bagaimana bisa berjalan bersama, berbagi pengalaman yang ada untuk mengembangkan pariwisata di sana.

"Saat ini Pemkab Kampar sedang giat membangun desa dengan program pariwisata, salah satunya Desa Ekowisata Ramah Anak Peduli Perempuan atau DERRAP. Bahkan Pokdarwis dibentuk dengan cepat, termasuk desa kita ini. Nah, kita tinggal melanjutkan semangat itu. Ya, sama-samalah kita bergerak. Saya berbagi pengalaman saja. Apa yang saya tahu, apa yang Saya punya, Saya bagi di sini, terutama semangat itu. Insyaallah nanti kita hadirkan kawan lain yang juga bergerak di bidang pariwisata ini, untuk menjaga semangat itu. Kalau pariwisata berjalan, ekonomi rakyat juga bergerak" kata Kunni.

Perbincangan lanjut hingga dini hari mengingat rombongan ketiga baru tiba di puncak pukul 23.00 WIB. Zein Udo Malako Kociok, tokoh masyarakat dan budaya desa ini ada dalam rombongan ketiga. Sambil menikmati kopi dan hamparan awan putih yang terus mengelilingi puncak Bukit Sakti, perbincangan dengan Zein Udo makin mengerucut, yakni pemetaan  potensi wisata Desa Tanjung Beringin.

Pemetaan potensi wisata tersebut meliputi wisata budaya atau kearifan lokal, wisata alam, wisata kuliner, sejarah, permainan tradisi, musik tradisi, sastra lisan, dan kerajinan tangan. Ada puluhan potensi wisata yang sudah dilist. Dari puluhan ini baru dipilih dan dipilah mana yang mungkin "dijual" sebagai destinasi wisata.

"Semua potensi wisata ini belum terkelola. Kami.belum mampu. Perlu dukungan, dorongan dan semangat, termasuk dari kak Kunni dan kawan-kawan di Rumah Sunting. Khusua Bukit Sakti, ini harus dibincangkan lagi bagaimana baiknya," kata Zein Udo.

Keinginan terbesar masyarakat Desa Tanjung Beringin adalah bisa mengelola Bukit Sakti sebagai destinasi wisata alam. Tempat ini, menurut Kunni, sangat layak dijadikan destinasi wisata. Selain durasi pendakian tidak terlalu lama, di puncaknya, jika beruntung,  pengunjung bisa menikmati sunset, sunrise dan hamparan awan putih yang sangat padat mengelilingi puncak tersebut. Bahkan ada nilai sejarahnya juga.

"Persoalannya, Bukit Sakti ini berada dalam kawasan konservasi SM Rimbang Baling. Semoga ada jalan sehingga lokasi ini benar-benar bisa dijdikan destinasi wisata sebagaimana yang diinginkan masyarakat," kata Kunni lagi.

Saat ini, pemerintah desa sudah mengusulkan hutan deaa seluas 300 hektare dan di dalamnya termasuk Bukit Sakti tersebut.(*)

Ikuti Terus Sunting.co.id

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER