Kanal

Walhi Sebut Bongkar Lubuk Larangan sebagai Praktik Konservasi Lokal

ROHUL (Sunting.co.id) -  Bongkar Lubuk Larangan di Desa Cipang Kanan, tepatnya Dusun Kubang Buaya, Kecamatam Rokan IV Koto, Kabupaten Rohul, Selasa (24/5/2022), dinilai sebagai praktik konservasi lokal. Hal ini disampaikan Koordinator Riset dan Kajian Kebijakan WALHI Riau  Umi Ma'rufah.

Umi menyebutkan, siklus pembukaan Lubuk Larangan memberi ruang kembang biak ikan dalam waktu yang cukup. Guna memastikan kembang biak ikan berlangsung baik, tentu kelestarian sungai harus dipastikan berlangsung baik.

“Masyarakat adat di Desa Cipang memperlihatkan praktik konservasi adat mempunyai relasi erat dengan aspek kehidupan sosial dan ekonomi. Bahkan keuntungan ekonomi yang diperoleh dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan komunal. Hal ini yang bagi kami di WALHI disebut sebagai bentuk praktik adil dan lestari, sebuah praktik yang merefleksikan bagaimana apa yang disebut dengan keadilan ekologis hidup dan tetap bertahan di kehidupan masyarakat adat,” sebut Umi.

Bongkar Lubuk Larangan di Desa Cipang Kanan ini disambut gembira oleh segenap masyarakat desa tersebut. Bahkam, tradisi yang seharusnya dilakukan setahun sekali ini, dihadiri oleh wisatawan dari luar Desa Cipang Kanan bahkan luar Kabupaten Rohul. Hal ini salah satunya disebabkan bongkar Lubuk Larangan ini baru dilaksanakan sejak 2019 karena Covid dan cuaca yang tidak menentu.

Heri, salah satu warga Desa Cipang Kanan, nampak sangat antusias menyambut kegiatan Bongkar Lubuk Larangan di desanya itu.

“Kegiatan ini sudah lama kami tunggu karena beberapa kali gagal dilaksanakan. Kami sangat senang tahun ini pembukaan Lubuk Larangan akhirnya bisa diadakan. Keluarga saya dan seluruh warga di sini sudah menyiapkan beberapa peralatan untuk menangkap ikan,” kata Heri sambil menenteng tangguk, alat untuk menyerok ikan.

Sama seperti para lelaki, para perempuan di Desa Cipang Kanan juga turut antusias dalam mengikuti kegiatan pembukaan Lubuk Larangan tersebut. Dari usia muda hingga lanjut usia, ikut turun ke sungai dan menangguk ikan. Jenis ikan yang biasa ditangkap yaitu ikan barau, kapiek, baung, lilan, dan canggah.

Bu Erni, seorang ibu paruh baya, mengaku agak kecewa dengan hasil tangkapannya kali ini.

“Saya biasanya bisa dapat hingga satu karung, tapi sekarang setengah pun tidak. Ini karena pagar bambu di depan sana roboh, jadinya ikan pada lari ke atas,” tutur Ibu Erni tatkala membersihkan ikan hasil tangkapannya di sungai.

Memang benar, sebelum dibukanya Lubuk Larangan, warga sudah menutup bagian hulu dengan pagar bambu supaya ikan hanya lari ke arah hilir, tempat warga menunggu ikan datang. Namun, karena ramainya warga di tempat tersebut sehingga pagar goyah dan rubuh.(rls/map)

Ikuti Terus Sunting.co.id

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER