Kanal

Prof Dr Junaidi SS MHum Resmi Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Unilak

PEKANBARU (Sunting.co.id) - Rektor Universitas Lancang Kuning, Prof Dr Junaidi SS MHum resmi dikukuhkan sebagai guru besar bidang Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang (Unilak) Riau oleh sektretaris senat Sekretaris Senat Unilak, Dr Dedi Zargustin, Selasa (9/5) di Aula Pustaka Unilak.  

Prof Junaidi meraih prestasi gelar akademik menjadi guru besar ke-35 Perguruan Tinggi Swasta di LLDIKTI Wilayah X meliputi Sumbar, Riau, Kepri dan Jambi. Nilai angka kredit 1138 Prof Junaidi menjadi yang tertinggi di LLDIKTI Wilayah X, dan menjadi guru besar satu-satunya di Riau untuk bidang Kajian Budaya. 

Kegiatan pengukuhan juga dikemas dikemas dengan serangkaian acara seni pertunjukan  adat budaya Melayu Riau. Dimulai dengan arak-arakkan senat universitas dengan  kompang sembari bershalawat kepada Nabi, kemudian pencak silat,  prosesi tepuk tepung tawar oleh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) dan beberapa tokoh Riau lainnya  serta pemasangan tanjak oleh Ketua MKA LAMR Datuk Seri H Raja Marjohan Yusuf. 

Adanya unsur seni pertunjukan adat budaya Melayu merupakan komitmen Unilak  untuk mewujudkan visi Unilak unggul berlandaskan Budaya Melayu. Tentu saja, simbol-simbol dari prosesi adat dan budaya Melayu itu lebih dikedepankan. 

Hadir dalam kegiatan ini Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Brigjen TNI (purn) Edy Natar Nasution,  tokoh masyarakat  tokoh adat, pegiat literatur, sastrawan seniman budayawan, pimpinan kampus di Riau, dan masih banyak lainnya. 

Dalam sambutannya Prof Dr Junaidi SS MHum menyampaikan, capaian dan keberhasilan yang ia raih karena jasa orang-orang kepada dirinya, terutama guru-gurunya dari SD, SMP dan SMA. Dan tentu saja para pembimbingnya, dosennya ketika kuliah di S1, S2 dan S3. Guru dan dosen-dosen telah membimbingnya menjadi seorang pembelajar yang tekun yang memiliki kemampuan kuat untuk meraih cita-cita 

"Terimakasih bapak ibu guru dan dosen yang telah mengantarkan Saya menjadi seorang guru besar. Tentu peran keluarga sangat besar dalam capaian yang Saya raih ini. Terimakasih pada orang tua, abang, kakak Saya, terimakasih pada istri dan anak-anak Saya  sahabat-sahabat Saya. Semoga raihan prestasi ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua dan tidak membuat Saya sombong," ujar Prof Dr Junaidi SS MHum. 

Pada kesempatan itu  Prof Junaidi menyampaikan pidato kebudayaan dengan mengusung tema "Industri Budaya: Jelajah Kajian Budaya ke Managemen". Tajuk itu dipilih sesuai dengan penjelajahannya dalam dunia akademik. Minat pada kajian budaya semakin menguatkan dirinya untuk mendalaminya secara serius sehingga pada akhirnya ia meraih profesor dalam kajian budaya.  

"Saya mengenali kajian budaya pada saat kuliah di Program S1 Sastra Inggris Universitas Padjajaran Bandung. Saat itu, saya merasakan sangat sulitnya untuk memahami pemikiran-pemikiran kajian budaya. Namun dengan bimbingan dosen-dosen Saya mulai memahami kajian budaya," katanya. 

Prof Junaidi mengungkapkan, ketika kuliah S2 di program studi American Studies, ia sangat tertarik dengan pendekatan interdisipliner dan multi disiplinner yang digunakan dalam penelitian American Studies.  

“Saat itu Saya merasakan kesesuaian dengan pikiran dalam memandang ilmu secara fleksibel dan terbebas dari prinsip-prinsip disiplin yang kaku. Kelenturan kajian budaya untuk bisa bergabung dengan disiplin lain telah memuaskan minat akademik Saya,” ungkapnya. 

Kemudian dia menyampaikan, pada masa kuliah Media Studies of Malaysia Kuala Lumpur, dirinya semakin menikmati menggunakan lensa kajian budaya untuk membantu memandang berbagai persoalan dan  terus berupaya untuk membawa kajian budaya ke ranah disiplin ilmu lain. 

“Ketika saya mengambil S3, Saya mencoba melakukan dua metode kualitatif kuantitatif yang belum lazim di Indonesia. Pada waktu itu teman-teman di Indonesia pun menganggap itu sesuatu yang tidak mungkin menggabungkan kualitatif dan kuantitatif tapi pada saat itu saya bisa menggabungkan itu sehingga Saya pun lulus ya dengan menggunakan mix method yang tahun 2005,” ucapnya. 

Prof Junaidi berpandangan bahwa kehadiran industri budaya menimbulkan perubahan yang besar dan rencana hidup manusia. Industri budaya menghasilkan produk-produk budaya yang dinikmati banyak orang dan telah menghasilkan nilai ekonomi yang juga sangat besar. 

Wagubri Brigjen TNI (Purn) Edy Natar Nasution yang hadir dalam acara pengukuhan itu menyampaikan ucapan selamat kepada Prof Dr Junaidi SS MHum yang telah dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang.  

"Unilak menunjukkan untuk selalu meningkatkan kualitas dosen pengajarnya agar semakin lebih baik. Sehingga di masa yang akan datang Unilak mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memiliki daya saing," ujar Wagubri.  

Ditambahkannya, pengukuhan guru besar ini untuk menciptakan SDM yang unggul, berdaya saing pada sebuah perguruan tinggi. Menjadi seorang guru besar bukanlah akhir dari pencapaian karir seorang dosen, akan tetapi justru menjadi spirit yang senantiasa membangkitkan inspirasi baru guna melahirkan karya-karya yang lebih berlian dan bermanfaat bagi khalayak umum khususnya bagi Unilak. 

Saat ini guru besar Unilak sudah ada dari Fakultas Pertanian yaitu Prof Dr Syafrani, kemudian Fakulas Hukum oleh Prof Dr Sudi Fahmi, dan Fakultas Ilmu Budaya Prof Dr Junaidi.(*)

Ikuti Terus Sunting.co.id

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER